* Nicodemus Nehen ke Senayan
Tanto Yakobus
Borneo Tribune, Pontianak
Gagal meraih kursi Gubernur Kalbar, HM Akil Mochtar tidak tenggelam. Kini ia justru terpilih menjadi salah seorang hakim konstitusi pada Mahkamah Konstitusi (MK) RI.
Pemilihan yang dilakukan secara terbuka di Komisi III DPR-RI itu, dari 49 anggota Komisi III memilih tiga nama dari 13 calon yang sebelumnya 16 calon mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III.
Dalam pemilihan, Mahfud MD memperoleh 38 suara, menang tipis atas Jimly Asshiddqie yang meraih 37 suara, Akil Mochtar meraih 32 suara. Sedangkan Harjono meraih 15 suara disusul Deddy Ismatullah dengan sembilan suara dan Taufiequrrochman Syahuri meraih tiga suara dan satu kertas suara dianggap tidak sah karena ditulis empat nama calon.
Akil yang juga duduk di Komisi III, setelah terpilih praktis harus mundur dari DPR maupun partai Golkar. Namun dia baru bisa bertugas sebagai hakim konstitusi pada Agustus 2008 mendatang, menunggu masa tugas hakim konstitusi perode sebelumnya berakhir.
Walau sudah terpilih menjadi hakim konstitusi, Akil tetap Akil yang dulu yang selalu ramah dengan siapa saja. Ketika saya mengirim pesan singat (SMS) mengucapkan selamat, segera dibalasnya. “Terima kasih banyak, GBU,” balasanya, Sabtu (15/3) tadi malam.
Pria kelahiran Kapuas Hulu 1960 itu sebelum terpilih menjadi hakim konstitusi, memulai karier dari bawah. Di dunia politik diawali sebagai Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Sekretaris Bidang Hukum dan Advokasi Bappilu DPP Partai Golkar, Pengurus LPPH Partai Golkar, Pengacara/Advokasi dan anggota DPR-RI selama dua periode yang dimulai sejak tahun 1999.
Kandidat Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjajaran Bandung itu sebelum memantapkan langkah ke hakim konstitusi, sempat mengikuti Pemilu Gubernur Kalbar pada 15 November 2007 lalu. Namun sayang, Dewi Fortuna belum berpihak kepada sosok yang mudah diterima semua kalangan tersebut.
Tapi semua itu tidak sia-sia. Akil menyeruak di blantika hukum nasional—jabatan yang belum pernah dicapai putra-putri Kalbar—di mana dia terpilih menjadi salah seorang hakim konstitusi yang pemilihannya berlangsung, Jumat (14/3) malam lalu.
Bagi kita orang Kalbar, terpilihnya Akil sebagai salah seorang hakim konstitusi jelas membanggakan. Sebab Akil satu dari sekian banyak orang Kalbar yang bisa muncul dengan memegang jabatan di tingkat nasional.
Zaman Presiden Soekarno, Kalbar dikenal lewat kiprah Sultan Hamid II. Habis era Sultan Hamid, Kalbar seakan kehilangan kader yang sanggup berbicara di tingkat nasional. Parahnya, selama Orde Baru tak satupun tokoh Kalbar yang muncul, kecuali sebagai anggota DPR-RI. Namun setelah reformasi bergulir, di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Kalbar dikenal lagi lewat kiprah putra Kayong, H Hamzah Haz yang duduk di jajaran kabinet dan Oesman Sapta Odang sebagai Wakil Ketua MPR-RI.
Ketika Gus Dus jatuh akibat Bulog-gate, Megawati Soekarno Putri tampil dengan menggandeng Hanzah Haz sebagai Wakil Presiden. Jelas itu posisi tertinggi yang pernah diduduki putra Kalbar di sejarah Republik ini.
Di jajaran eksekutif setinggi Dirjen, memang ada putra Kalbar seperti Dirjen Pertanian Prof Dr H Syarifudin Karama dan Ketua Program Pasca Sarjana UI Prof Dr Wan Usman, tapi tidak begitu menonjol. Namun dengan terpilihnya Akil, tentu menjadi harapan besar bagi kita masyarakat Kalbar. Kita patut mendukung kiprahnya di Mahkamah Konstitusi. Banyak hal yang bisa kita perjuangkan lewat keberadaan Akil di MK.
Kabar terpilihnya Akil langsung menyebar ke seluruh pelosok Kalbar, mulai dari pejabat, tokoh politik hingga masyarakat biasa. Tak ayal Akil pun menjadi pembicaran hangat di warung-warung kopi Jalan Hijas maupun Tanjungpura sepanjang Sabtu kemarin.
Bagi Partai Golkar sendiri dengan mundurnya Akil, baik sebagai anggota DPR maupun partai, jelas memberi kanderisasi di tubuh pohon beringin tersebut. Posisi Akil tentu segera diisi oleh caleg Golkar nomor urut di bawahnya. Dan itu pastilah jatah Sekretaris DPD Partai Golkbar Provinsi Kalbar, Nicodemus Nehen. Sebab dalam pencalegan Partai Golkar pada Pemilu 2004 lalu, Nehen menempati nomor urut 4 di bawah Akil, Ny Asiah Salekan dan H Gusti Syamsumin. Nehen bakal menuju kursi DPR RI di Senayan. □
Edisi cetak di Borneo Tribune
Sunday, March 16, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment