Thursday, July 19, 2007

KUNJUNGI PANGMILANG

Kandidat Gubernur Kalimantan Barat HM Akil Mochtar SH MH, Sabtu (30/6) mengunjungi masyarakat transmigrasi di Kelurahan Pangmilang, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang.

Ribuan masyarakat transmigrasi menghadiri silaturahmi yang digelar di Masjid Al-Ikhlash. Akil tiba di kompleks transmigrasi yang berada di lembah Gunung Pasi itu sekitar pukul 12.30 WIB. Ia disambut hangat seluruh warga.

Melihat kedatangannya, sontak warga yang menunggu sejak pukul 09.00 WIB, berdiri dan mengulurkan tangan menyalami.

Setelah mengikuti beberapa acara seremonial, Akil kemudian memberikan pencerahan politik. Ia juga menyampaikan sejumlah visi dan misinya sebagai calon gubernur mendatang. "Kita akan memprioritaskan pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kesejahteraan rakyat," katanya.

Anggota DPR RI dari Komisi III itu mengungkapkan, sudah saatnya pemerintah mengubah paradigma pendidikan dari sembilan tahun menjadi 12 tahun. Harus ada keinginan dari seluruh komponen daerah ini agar seluruh anak-anaknya paling tidak tamat SMA.

"Hampir semua pekerjaan selalu merekrut lulusan SMA. Jadi sangat wajar jika pada masa mendatang, program wajib belajar 12 tahun. Kita tidak bisa bersaing dengan daerah lain kalau sumber daya manusianya hanya tamatan SMP," katanya.
Tak hanya itu, pria yang berpasangan dengan Drs AR Mecer, aktivis pemberdayaan ekonomi rakyat ini bertekat menaikan pendapatan masyarakat. Tentu saja dengan menggalakan ekonomi kerakyatan.

Karena itu, pihaknya mengusung program sertifikasi gratis bagi petani. Tentu saja dilakukan secara bertahap selama lima tahun kepemimpinannya.

"Pemerintah bisa menyediakan dana dalam APBD untuk mensertifikasi lahan petani secara gratis. Kalau sudah sertifikat, tentu saja petani punya keleluasaan untuk menggarap lahannya, karena memiliki kekuatan hukum yang kuat," katanya.

Lahan yang memiliki sertifikat tadi bisa ditanami karet. Lima tahun kemudian, sudah bisa diproduksi. Jika sudah diproduksi, maka petani bisa membeli kebutuhan dasar.

"Pemerintah bisa mengambil keuntungan dengan menagih pajak dari sertifikat yang diberikan tadi," ungkapnya. Setelah itu ada sesi dialog.

Seorang warga, Ngajiono mengeluhkan sertifikat lahan pertanian yang hingga kini belum diterbitkan. "Kita minta agar persoalan ini segera dituntaskan karena penangannya tidak jelas," kata Ngajiono.

Sementara yang lainnya mengeluhkan, pajak yang ditarik oleh pemerintah, sedangkan sertifikat belum diterbitkan. Usai dialog, Akil mohon pamit. Begitu kata salam penutup, sejumlah warga memberi hadiah sayur-sayuran.

"Saya sangat berterima kasih atas hadiah yang diberikan warga. Ini bukti bahwa pertanian memang perlu perhatian dari pemerintah pada masa mendatang," kata Akil. (mnk)

No comments: