Silaturahmi di Keraton Surya Negara
Andry
Borneo Tribune, Sanggau
‘Sang Pejuang’ pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar, nomor urut 3, HM. Akil Mochtar dan Drs. AR Mecer menyempatkan diri bersilaturahmi dengan sesepuh dan kerabat keraton Surya Negara, beserta masyarakat Sanggau di hari kedua kampanye mereka di zona tiga, Rabu (31/10) kemarin.
Pukul 08.35 WIB, Akil-Mecer tiba di muka masjid Jami’ Sultan Ayub. Kedatangan mereka disambut antusias warga. Masyarakat pun tumpah ruah menyaksikan kehadiran dua orang calon pemimpin Kalbar. Yang menyambangi kampung halaman mereka.
Lantunan Hadra ditabuh mengiringi ’Sang Pejuang’. Keduanya berjalan kaki menuju keraton. Penuh dengan kesederhanaan. Akil-Mecer disambut upacara kenegaraan dan tepung tawar. Rangkaian bunga dikalungkan warga keraton. Keduanya merupakan tamu agung keraton Surya Negara. Begitu pun ketika menaiki tangga keraton. Ketua Keraton Surya Negara, Drs Gusti Arman MSi, beserta para sesepuh keraton menyambut kedatangan keduanya. Hadir juga sejumlah pemuka masyarakat di Kabupaten Sanggau.
”Tanam beringin tumbuh gaharu. Bibit salak beli di pasar. Kalau ingin gubernur baru, pilih saja Pak Akil Mochtar,” kata sesepuh keraton dengan berpantun.
Akil pun menjawabnya dengan sebuah pantun. ”Pohon beringin berhias jamur. Jambangan indah bersimpang tiga. Kalau ingin pilih gubernur, jangan lupa yang nomor tiga,” kata Akil. Seketika, masyarakat menyambut riuh dengan tepukan.
Akil menegaskan telah melakukan kunjungan ke 1.300 desa dari 1.400 desa, di seantero Kalbar. Kunjungannya itu dilakukan dalam rangkaian kepeduliannya pada masyarakat Kalbar, yang telah memilihnya selama dua periode. Hal itu dilakukannya, guna mengetahui kondisi nyata dari masyarakat Kalbar. Alhasil, kata Akil, ternyata rakyat Kalbar banyak yang hidup dalam kemiskinan dan kebodohan. Kondisi itu semakin diperparah dengan minimnya sarana dan prasarana. Yang dapat menunjang tingkat kesejahteraan bagi masyarakat. Misalnya, infrastruktur jalan yang rusak atau kurang representatif. Bangunan sekolah tidak layak pakai, karena terlalu tua dan tidak terawat. Pelayanan rumah sakit yang tidak berpihak kepada masyarakat.
”Semua mesti diperjuangkan. Semua mesti berpihak kepada rakyat. Jika memang ingin berubah dan maju,” kata Akil dengan nada lantang.
Akil menegaskan, Kalbar perlu pemimpin cerdas, bila hendak bergerak dan meraih kemajuan di beragam sektor. Seperti, di bidang politik, ekonomi, budaya dan bidang-bidang lainnya. Namun, ia mengembalikan pilihan masyarakat sesuai dengan hati nurani mereka masing-masing. ”Jika masyarakat memberikan kepercayaan kepada kami berdua, tentu amanah itu akan kami jaga. Dan kami pasti berjuang keras untuk rakyat Kalbar. Sekali lagi, hal itu sepenuhnya bagi rakyat untuk menentukan pilihannya,” kata Akil.
Calon gubernur dan wakil yang diusung delapan partai ini sepakat, untuk melakukan perubahan ke arah lebih baik, di bidang ekonomi, politik, dan pembangunan. Masyarakat bisa melihat kondisi Kalbar, saat ini. Kalau masyarakat ingin perubahan, tentu tahu siapa yang akan dipilih. ”Secara pribadi, saya sudah lama kenal Akil Mochtar. Kalau Pak Mecer, pernah jadi guru matematika saya, sewaktu SMA. Inang (jangan, red) lupa nomor tiga. Kalau ingin perubahan, coblos nomor tiga," kata Gusti Arman dengan bahasa Melayu Sanggau.
Kampanye dialogis ini berlangsung akrab dan hangat. Akil menilai keraton adalah aset budaya yang harus diperhatikan. Apalagi sudah ada produk hukum yang mengakomodirnya. ”Sudah sepantasnya keraton sebagai pusat kebudayaan menjadi perhatian. Ini aset bangsa yang menjadi sebuah sejarah peradaban. Pelestarian benda-benda yang menjadi aset keraton harus dilakukan," pungkas Akil Mochtar.□
Andry
Borneo Tribune, Sanggau
‘Sang Pejuang’ pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar, nomor urut 3, HM. Akil Mochtar dan Drs. AR Mecer menyempatkan diri bersilaturahmi dengan sesepuh dan kerabat keraton Surya Negara, beserta masyarakat Sanggau di hari kedua kampanye mereka di zona tiga, Rabu (31/10) kemarin.
Pukul 08.35 WIB, Akil-Mecer tiba di muka masjid Jami’ Sultan Ayub. Kedatangan mereka disambut antusias warga. Masyarakat pun tumpah ruah menyaksikan kehadiran dua orang calon pemimpin Kalbar. Yang menyambangi kampung halaman mereka.
Lantunan Hadra ditabuh mengiringi ’Sang Pejuang’. Keduanya berjalan kaki menuju keraton. Penuh dengan kesederhanaan. Akil-Mecer disambut upacara kenegaraan dan tepung tawar. Rangkaian bunga dikalungkan warga keraton. Keduanya merupakan tamu agung keraton Surya Negara. Begitu pun ketika menaiki tangga keraton. Ketua Keraton Surya Negara, Drs Gusti Arman MSi, beserta para sesepuh keraton menyambut kedatangan keduanya. Hadir juga sejumlah pemuka masyarakat di Kabupaten Sanggau.
”Tanam beringin tumbuh gaharu. Bibit salak beli di pasar. Kalau ingin gubernur baru, pilih saja Pak Akil Mochtar,” kata sesepuh keraton dengan berpantun.
Akil pun menjawabnya dengan sebuah pantun. ”Pohon beringin berhias jamur. Jambangan indah bersimpang tiga. Kalau ingin pilih gubernur, jangan lupa yang nomor tiga,” kata Akil. Seketika, masyarakat menyambut riuh dengan tepukan.
Akil menegaskan telah melakukan kunjungan ke 1.300 desa dari 1.400 desa, di seantero Kalbar. Kunjungannya itu dilakukan dalam rangkaian kepeduliannya pada masyarakat Kalbar, yang telah memilihnya selama dua periode. Hal itu dilakukannya, guna mengetahui kondisi nyata dari masyarakat Kalbar. Alhasil, kata Akil, ternyata rakyat Kalbar banyak yang hidup dalam kemiskinan dan kebodohan. Kondisi itu semakin diperparah dengan minimnya sarana dan prasarana. Yang dapat menunjang tingkat kesejahteraan bagi masyarakat. Misalnya, infrastruktur jalan yang rusak atau kurang representatif. Bangunan sekolah tidak layak pakai, karena terlalu tua dan tidak terawat. Pelayanan rumah sakit yang tidak berpihak kepada masyarakat.
”Semua mesti diperjuangkan. Semua mesti berpihak kepada rakyat. Jika memang ingin berubah dan maju,” kata Akil dengan nada lantang.
Akil menegaskan, Kalbar perlu pemimpin cerdas, bila hendak bergerak dan meraih kemajuan di beragam sektor. Seperti, di bidang politik, ekonomi, budaya dan bidang-bidang lainnya. Namun, ia mengembalikan pilihan masyarakat sesuai dengan hati nurani mereka masing-masing. ”Jika masyarakat memberikan kepercayaan kepada kami berdua, tentu amanah itu akan kami jaga. Dan kami pasti berjuang keras untuk rakyat Kalbar. Sekali lagi, hal itu sepenuhnya bagi rakyat untuk menentukan pilihannya,” kata Akil.
Calon gubernur dan wakil yang diusung delapan partai ini sepakat, untuk melakukan perubahan ke arah lebih baik, di bidang ekonomi, politik, dan pembangunan. Masyarakat bisa melihat kondisi Kalbar, saat ini. Kalau masyarakat ingin perubahan, tentu tahu siapa yang akan dipilih. ”Secara pribadi, saya sudah lama kenal Akil Mochtar. Kalau Pak Mecer, pernah jadi guru matematika saya, sewaktu SMA. Inang (jangan, red) lupa nomor tiga. Kalau ingin perubahan, coblos nomor tiga," kata Gusti Arman dengan bahasa Melayu Sanggau.
Kampanye dialogis ini berlangsung akrab dan hangat. Akil menilai keraton adalah aset budaya yang harus diperhatikan. Apalagi sudah ada produk hukum yang mengakomodirnya. ”Sudah sepantasnya keraton sebagai pusat kebudayaan menjadi perhatian. Ini aset bangsa yang menjadi sebuah sejarah peradaban. Pelestarian benda-benda yang menjadi aset keraton harus dilakukan," pungkas Akil Mochtar.□
Foto AMC
No comments:
Post a Comment