Andry
Borneo Tribune, Sintang
Calon gubernur dengan nomor urut 3, HM Akil Mochtar selalu ingin bersua dengan masyarakat. Bagi ‘Sang Pejuang’ menyambangi sekaligus menyerap beragam aspirasi rakyat, merupakan perbuatan mulia bagi seorang pemimpin yang mencintai rakyatnya. Hal itu tentu tak akan pernah dapat tergantikan walau dengan apapun.
Jumat (9/11), pukul 08.25 WIB, Kota Sintang kembali terdengar suara raungan sirine. Suaranya mengisi ke segala penjuru kota. Suara itu berasal dari rombongan konvoi mobil ‘Sang Pejuang’ Akil Mochtar yang mendapat kawalan ketat dari aparat keamanan. Mobil berderet sebanyak 10 mobil dan menuju ke pasar Sungai Durian, Kecamatan Kanan Hulu Kapuas Kabupaten Sintang.
Tiba di pasar, ‘Sang Pejuang’ disambut hangat warga. Ada yang seketika itu pula menyambutnya dengan lambaian tangan dan menunjukkan jemari metalnya. Ada yang berebut menyalaminya. Bahkan, ada pula yang ingin memeluk pemimpin yang sangat mereka cintai. ‘Sang Pejuang’ pun senang seraya membalasnya dengan senyuman mesra.
“Pak tolong perjuangkan nasib kami para pedagang kecil Pak. Tolong bantu saya dan banyak penjual pisang lainnya di kota ini. Kami yakin Pak Akil orangnya peduli dengan rakyat kecil,” kata Solihun kepada ‘Sang Pejuang’.
“Kami tukang becak di sini akan mendukung Pak Akil dan Pak Mecer menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalbar. Kalau sudah jadi gubernur, jangan lupa dengan rakyat kecil. Kami pasti mendukung Bapak,” kata Muhtadin, seorang tukang becak di pasar Sungai Durian.
Hal senada disampaikan teman seprofesi yang berada di dekatnya. “Rakyat kecil mohon diperhatikan ya Pak Akil,” kata Urip, tukang becak.
“Pak Akil kami tidak akan lupa dengan Bapak. Karena Bapak sering memperjuangkan nasib orang-orang Sintang. Mudah-mudahan Pak Akil diridhoi Allah menjadi gubernur. Amin,” kata Bu Slamet, yang kesehariannya berjualan sembako di pasar Sungai Raya.
Lain halnya dengan Tomo, yang kesehariannya berjualan daging. Ia berharap, agar duet Akil-Mecer terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalbar. Para pedagang kecil seperti dirinya, mohon dipinjamkan modal untuk mengembangkan usahanya. “Kami akan memilih Pak Akil dan Pak Mecer,” katanya.
“Pak Akil, kita sama-sama orang Hulu. Pasti saya dan keluarga akan memilih Bapak pada tanggal 15 November mendatang. Saya memang sejak dulu tetap memilih Bapak selaku wakil rakyat,” kata Aisyah, yang kesehariannya berjualan ikan Salai di pasar Sungai Durian.
Seorang pedagang ikan, mengemukakan dukungannya. “Alhamdulilah Pak. Kami para pedagang ikan di sini, tetap mendukung Pak Akil dan Mecer sebagai gubernur dan wakil gubernur. Kami rakyat kecil, mohon agar Bapak perhatikan nasib kami. Dan, kami akan coblos nomor 3 Pak. Pasti,” kata Peri, pedagang ikan.
Menurut penduduk yang ada di sana, walaupun tidak seberapa banyak, namun hasil penjualan ikan di sana lebih meningkat. Bila dibandingkan dengan beberapa waktu lalu. Mereka senang, Akil mau mengunjungi dan melihat kondisi riil tempat mereka mencari sesuap nasi buat keluarga. “Pak Akil, saya dan keluarga pasti mendukung Bapak,” tegas Hengki, seorang penjual ikan laut di pasar Sungai Durian.
Tak mau ketinggalan, Alin, penjual bumbu masakan. Ia berharap, agar duet Akil-Mecer mampu meningkatkan perekonomian rakyat, dan membawa Sintang ke arah semakin maju. “Kami di sini para pendukung setiamu Pak. Kami yakin Bapak yang akan terpilih,” ujarnya.
Sama hal dengan Nia, seorang pedagang sembako dan bumbu masakan. “Kami berharap agar Pak Akil, mau membantu modal usaha bagi kami, untuk terus mengembangkan usaha,” katanya.
Yanti, seorang pedagang sayur, tak lupa menyampaikan harapan dan pendapatnya. “Saya akan mendukung Bapak dalam pemilihan 15 November mendatang. Saya dan keluarga akan menusuk nomor 3. Biar Bapak bisa terpilih menjadi gubernur dan terus membela rakyat kecil,” kata Yanti.
“Rakyat kecil harus diperhatikan. Kami tahu Pak Akil dan Pak Mecer yang terus memperjuangkan nasib rakyat kecil. Maka dari itu saya dan keluarga tetap mencoblos Bapak,” kata Rumini, seorang penjual ayam.
Usai menyerap beragam aspirasi di Pasar Sungai Durian, ‘Sang Pejuang melanjutkan perjalanananya menuju pasar Sayur Tugu BI Tangjung Puri pada pukul 09.45 WIB. Akil disambut hangat oleh rakyatnya. Mereka lalu mendatangi Akil seraya memeluknya. Akil pun membalasnya dengan pelukan kerinduan seorang pemimpin terhadap rakyatnya.
“Saya berharap agar Sintang bisa tambah maju dan berjaya dimasa-masa yang akan datang. Terlebih nanti Pak Akil yang terpilih menjadi gubernur. Saya yakin Sintang dan Kalbar akan semakin berkembang,” kata Ika, seorang dara cantik yang berjualan sate dipasar itu.
Sama halnya dengan Sutinah, seorang penjual sayur. Ia berharap agar duet Akil-Mecer dapat senantiasa memperhatikan nasib rakyat kecil seperti dirinya. “Pak Akil tolonglah bantu kami dengan meminjamkan modal usaha. Kami sangat membutuhkan itu untuk mengembangkan usaha,” ujarnya.
“Para penjual tahu seperti saya dan banyak lagi penjual tahu lainnya mohon diperhatikan. Kalau bisa mohon Pak Akil dan Pak Mecer meminjamkan modal untuk kami meneruskan usaha,” kata Ria, seorang penjual tahu.
Kala ‘Sang Pejuang’ sedang asyik mengitari pasar dan menyerap beragam aspirasi. Tiba-tiba ada seorang wanita yang mengaku bernama Aina Wati. Dengan derai tangis, ia mendatangi ‘Sang Pejuang’. Dengan suara yang terbata-bata ia mengutarakan persoalannya kepada Akil. “Pak tolong suami saya Pak. Suami saya sudah 3 bulan masuk penjara. Dia hanya orang kecil yang mengambil upah mengangkut kayu dengan menggunakan kapal motor bandong dari Sintang ke Sanggau. Saya mohon Pak Akil mau memperjuangkan suami saya. Dia tidak bersalah Pak. Tolonglah saya,” lirihnya penuh harap kepada ‘Sang Pejuang’.
“Insya Allah. Jika suami ibu memang tidak terbukti bersalah, maka ia dapat dibebaskan dari penjara. Ibu harus tenang dan sabar serta banyak-banyak berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Akil menenangkan kegundahan rakyatnya.
Usai mengunjungi 2 pasar, ‘Sang Pejuang’ menyempatkan dirinya untuk menyerahkan infaq ke Panti Asuhan Muhammadiyah dan Panti Asuhan Yatim Piatu Mujahidin. Bantuan itu berupa beras, mie instan, daging, pasta gigi, sabun mandi, detergen. Akil berharap, infaq yang diberikannya dapat bermanfaat bagi panghuni Panti.
Kala mengunjungi dua Panti tersebut, ‘Sang Pejuang’ didampingi biduan cantik dari ibukota Jakarta, Evi Tamala, Ria KDI dan Ria Kondang In. Usai menyerahkan infaq, para biduan dan Akil menyempatkan foto bareng dengan anak yatim dan para pengurusnya.□
Borneo Tribune, Sintang
Calon gubernur dengan nomor urut 3, HM Akil Mochtar selalu ingin bersua dengan masyarakat. Bagi ‘Sang Pejuang’ menyambangi sekaligus menyerap beragam aspirasi rakyat, merupakan perbuatan mulia bagi seorang pemimpin yang mencintai rakyatnya. Hal itu tentu tak akan pernah dapat tergantikan walau dengan apapun.
Jumat (9/11), pukul 08.25 WIB, Kota Sintang kembali terdengar suara raungan sirine. Suaranya mengisi ke segala penjuru kota. Suara itu berasal dari rombongan konvoi mobil ‘Sang Pejuang’ Akil Mochtar yang mendapat kawalan ketat dari aparat keamanan. Mobil berderet sebanyak 10 mobil dan menuju ke pasar Sungai Durian, Kecamatan Kanan Hulu Kapuas Kabupaten Sintang.
Tiba di pasar, ‘Sang Pejuang’ disambut hangat warga. Ada yang seketika itu pula menyambutnya dengan lambaian tangan dan menunjukkan jemari metalnya. Ada yang berebut menyalaminya. Bahkan, ada pula yang ingin memeluk pemimpin yang sangat mereka cintai. ‘Sang Pejuang’ pun senang seraya membalasnya dengan senyuman mesra.
“Pak tolong perjuangkan nasib kami para pedagang kecil Pak. Tolong bantu saya dan banyak penjual pisang lainnya di kota ini. Kami yakin Pak Akil orangnya peduli dengan rakyat kecil,” kata Solihun kepada ‘Sang Pejuang’.
“Kami tukang becak di sini akan mendukung Pak Akil dan Pak Mecer menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalbar. Kalau sudah jadi gubernur, jangan lupa dengan rakyat kecil. Kami pasti mendukung Bapak,” kata Muhtadin, seorang tukang becak di pasar Sungai Durian.
Hal senada disampaikan teman seprofesi yang berada di dekatnya. “Rakyat kecil mohon diperhatikan ya Pak Akil,” kata Urip, tukang becak.
“Pak Akil kami tidak akan lupa dengan Bapak. Karena Bapak sering memperjuangkan nasib orang-orang Sintang. Mudah-mudahan Pak Akil diridhoi Allah menjadi gubernur. Amin,” kata Bu Slamet, yang kesehariannya berjualan sembako di pasar Sungai Raya.
Lain halnya dengan Tomo, yang kesehariannya berjualan daging. Ia berharap, agar duet Akil-Mecer terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalbar. Para pedagang kecil seperti dirinya, mohon dipinjamkan modal untuk mengembangkan usahanya. “Kami akan memilih Pak Akil dan Pak Mecer,” katanya.
“Pak Akil, kita sama-sama orang Hulu. Pasti saya dan keluarga akan memilih Bapak pada tanggal 15 November mendatang. Saya memang sejak dulu tetap memilih Bapak selaku wakil rakyat,” kata Aisyah, yang kesehariannya berjualan ikan Salai di pasar Sungai Durian.
Seorang pedagang ikan, mengemukakan dukungannya. “Alhamdulilah Pak. Kami para pedagang ikan di sini, tetap mendukung Pak Akil dan Mecer sebagai gubernur dan wakil gubernur. Kami rakyat kecil, mohon agar Bapak perhatikan nasib kami. Dan, kami akan coblos nomor 3 Pak. Pasti,” kata Peri, pedagang ikan.
Menurut penduduk yang ada di sana, walaupun tidak seberapa banyak, namun hasil penjualan ikan di sana lebih meningkat. Bila dibandingkan dengan beberapa waktu lalu. Mereka senang, Akil mau mengunjungi dan melihat kondisi riil tempat mereka mencari sesuap nasi buat keluarga. “Pak Akil, saya dan keluarga pasti mendukung Bapak,” tegas Hengki, seorang penjual ikan laut di pasar Sungai Durian.
Tak mau ketinggalan, Alin, penjual bumbu masakan. Ia berharap, agar duet Akil-Mecer mampu meningkatkan perekonomian rakyat, dan membawa Sintang ke arah semakin maju. “Kami di sini para pendukung setiamu Pak. Kami yakin Bapak yang akan terpilih,” ujarnya.
Sama hal dengan Nia, seorang pedagang sembako dan bumbu masakan. “Kami berharap agar Pak Akil, mau membantu modal usaha bagi kami, untuk terus mengembangkan usaha,” katanya.
Yanti, seorang pedagang sayur, tak lupa menyampaikan harapan dan pendapatnya. “Saya akan mendukung Bapak dalam pemilihan 15 November mendatang. Saya dan keluarga akan menusuk nomor 3. Biar Bapak bisa terpilih menjadi gubernur dan terus membela rakyat kecil,” kata Yanti.
“Rakyat kecil harus diperhatikan. Kami tahu Pak Akil dan Pak Mecer yang terus memperjuangkan nasib rakyat kecil. Maka dari itu saya dan keluarga tetap mencoblos Bapak,” kata Rumini, seorang penjual ayam.
Usai menyerap beragam aspirasi di Pasar Sungai Durian, ‘Sang Pejuang melanjutkan perjalanananya menuju pasar Sayur Tugu BI Tangjung Puri pada pukul 09.45 WIB. Akil disambut hangat oleh rakyatnya. Mereka lalu mendatangi Akil seraya memeluknya. Akil pun membalasnya dengan pelukan kerinduan seorang pemimpin terhadap rakyatnya.
“Saya berharap agar Sintang bisa tambah maju dan berjaya dimasa-masa yang akan datang. Terlebih nanti Pak Akil yang terpilih menjadi gubernur. Saya yakin Sintang dan Kalbar akan semakin berkembang,” kata Ika, seorang dara cantik yang berjualan sate dipasar itu.
Sama halnya dengan Sutinah, seorang penjual sayur. Ia berharap agar duet Akil-Mecer dapat senantiasa memperhatikan nasib rakyat kecil seperti dirinya. “Pak Akil tolonglah bantu kami dengan meminjamkan modal usaha. Kami sangat membutuhkan itu untuk mengembangkan usaha,” ujarnya.
“Para penjual tahu seperti saya dan banyak lagi penjual tahu lainnya mohon diperhatikan. Kalau bisa mohon Pak Akil dan Pak Mecer meminjamkan modal untuk kami meneruskan usaha,” kata Ria, seorang penjual tahu.
Kala ‘Sang Pejuang’ sedang asyik mengitari pasar dan menyerap beragam aspirasi. Tiba-tiba ada seorang wanita yang mengaku bernama Aina Wati. Dengan derai tangis, ia mendatangi ‘Sang Pejuang’. Dengan suara yang terbata-bata ia mengutarakan persoalannya kepada Akil. “Pak tolong suami saya Pak. Suami saya sudah 3 bulan masuk penjara. Dia hanya orang kecil yang mengambil upah mengangkut kayu dengan menggunakan kapal motor bandong dari Sintang ke Sanggau. Saya mohon Pak Akil mau memperjuangkan suami saya. Dia tidak bersalah Pak. Tolonglah saya,” lirihnya penuh harap kepada ‘Sang Pejuang’.
“Insya Allah. Jika suami ibu memang tidak terbukti bersalah, maka ia dapat dibebaskan dari penjara. Ibu harus tenang dan sabar serta banyak-banyak berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Akil menenangkan kegundahan rakyatnya.
Usai mengunjungi 2 pasar, ‘Sang Pejuang’ menyempatkan dirinya untuk menyerahkan infaq ke Panti Asuhan Muhammadiyah dan Panti Asuhan Yatim Piatu Mujahidin. Bantuan itu berupa beras, mie instan, daging, pasta gigi, sabun mandi, detergen. Akil berharap, infaq yang diberikannya dapat bermanfaat bagi panghuni Panti.
Kala mengunjungi dua Panti tersebut, ‘Sang Pejuang’ didampingi biduan cantik dari ibukota Jakarta, Evi Tamala, Ria KDI dan Ria Kondang In. Usai menyerahkan infaq, para biduan dan Akil menyempatkan foto bareng dengan anak yatim dan para pengurusnya.□
No comments:
Post a Comment