Thursday, November 22, 2007
PEMERINTAH DAN DPR: PEMBATASAN KASASI AGAR PUTUSAN HAKIM LEBIH BERKUALITAS
Kamis, 22 Nopember 2007 17:41:40
Pembatasan kasasi tidak ada kaitan dengan persoalan konstitusionalitas mengenai kemerdekaan kekuasaan kehakiman dalam memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara sebagaimana diatur dalam Pasal 24 Ayat (1) UUD 1945. Maksud pembatasan perkara yang dapat diajukan kasasi ke Mahklamah Agung (MA) sebagaimana diatur dalam Pasal 45A Ayat (1) huruf c Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (UU MA) adalah untuk mengurangi kecenderungan setiap perkara diajukan kasasi ke MA.
Demikian antara lain keterangan yang disampaikan oleh H.M. Akil Mochtar, S.H., M.H. dalam persidangan uji materiil UU MA di ruang sidang pleno Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (21/11). Akil Mochtar hadir dipersidangan dalam rangka mewakili DPR memberikan keterangan terkait uji materiil ketentuan pembatasan pengajuan kasasi ke MA yang dimohonkan oleh Hendriansyah, pengusaha sarang burung walet asal Kab. Kutai Timur, dengan kuasa hukumnya Tombur Ompu Sunggu, S.H., M.Hum., dkk. Turut hadir memberikan keterangan dalam persidangan tersebut Prof. Dr. Ramli Hutabarat, S.H., Staf Ahli Menteri Hukum dan HAM yang mewakili Pemerintah.
Menurut Akil Mochtar yang juga Anggota Komisi III DPR ini, pembatasan perkara yang bisa dikasasi ke MA tersebut juga dimaksudkan untuk mendorong peningkatan kualitas putusan pengadilan di tingkat pertama dan tingkat banding sesuai dengan nilai-nilai hukum dan keadilan masyarakat. Lebih lanjut Akil menjelaskan, ketentuan tersebut tidak dimaksudkan untuk menghilangkan hak penegakan hukum dan rasa keadilan seseorang atau pemohon. Ketentuan tersebut justru dimaksudkan untuk menciptakan proses peradilan yang cepat dan berbiaya murah. “Agar para pihak dapat memperoleh kepastian hukum dalam penyelesaian sengketanya, karena telah memperoleh putusan yang berkekuatan tetap pada tingkat banding,” jelasnya.
Senada dengan Akil, Ramli Hutabarat dalam penjelasannya juga mengatakan bahwa pembatasan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi penumpukan perkara di MA, sehingga tidak semua perkara dapat diajukan ke MA. Menurut Ramli, ketentuan tersebut dibuat mengingat terbatasnya jumlah Hakim Agung yang menangani perkara di MA sementara jumlah perkara yang masuk semakin bertambah. Ketentuan tersebut juga akan mendorong pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding untuk membuat putusan-putusan yang adil. “Dengan demikian, akan tercipta sistem peradilan yang cepat dan murah,” imbuhnya.
Terkait pertanyaan Hakim Konstitusi Harjono mengenai pembedaan perlakuan UU MA terhadap keputusan pejabat daerah yang tidak bisa dikasasi sementara keputusan pejabat pusat bisa dikasasi, Akil Mochtar menjelaskan bahwa ruang lingkup keputusan pejabat daerah hanya mengikat di daerah tersebut sehingga apabila terjadi kasasi terhadap keputusan pejabat daerah tersebut dan ditangani oleh Hakim Agung yang berada di pusat, justru akan mempersulit dan menghambat putusan karena kendala geografis. Berbeda dengan hakim tingkat pertama dan tingkat banding yang menurut Akil memiliki ruang lebih luas untuk meninjau langsung obyek (keputusan pejabat daerah) yang menjadi sengketa tersebut.
Uji materil Pasal 45A Ayat (2) huruf c UU MA ini diajukan oleh Pemohon karena Pemohon merasa dirugikan dan menganggap UU MA telah membatasi hak Pemohon untuk mengajukan kasasi terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT. TUN) Jakarta. Pemohon mengajukan gugatan tata usaha negara atas Keputusan Bupati Kutai Timur yang mencabut Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet atas nama Pemohon. Gugatan Pemohon tersebut oleh PTUN Samarinda dikabulkan (dimenangkan).
Atas Putusan PTUN Samarinda tersebut, Tergugat (Bupati Kutai Timur) mengajukan banding di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT. TUN) Jakarta dan PT. TUN Jakarta membatalkan Putusan PTUN Samarinda. Karena Pemohon dikalahkan oleh Putusan PT. TUN Jakarta, kemudian Pemohon mengajukan kasasi ke MA melalui PTUN Samarinda. Namun, permohonan kasasi tersebut oleh PTUN Samarinda ditolak dengan alasan adanya ketentuan Pasal 45A Ayat (2) huruf c UU MA. [ardli]
Sunday, November 18, 2007
“Menang dengan Bermartabat…..Kalahpun dengan Cara Terhormat”
Borneo Tribune, Pontianak
Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur baru saja digelar pada 15 November 2007. Gemanya masih terasa. Ada kegembiraan bagi mereka yang tinggi angka pemilihnya. Namun, bagi yang kurang mendapat atau kalah suara, tentu saja lain situasinya.
Nah, bagaimana dengan para kandidat yang ikut bertarung, inilah salah satu kandidat itu. Dalam pemilihan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, periode 2008-2013, Akil Mochtar berpasangan dengan AR Mecer. Pada penghitungan suara hingga hari ini, pasangan tersebut berada di urutan keempat dari empat kandidat.
Ketika diminta pendapatnya tentang Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, ia memberikan komentarnya. Menurutnya, secara formal pesta demokrasi tersebut berlangsung dengan baik. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilihat dari pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
Pertama, masalah politik uang. Hal itu bisa ditemukan di mana-mana. Kedua, munculnya pembunuhan karakter, penyebaran fitnah, isu yang memojokkan dirinya. Dan hal itu luar biasa terjadinya. Ketiga, munculnya politik aliran. Politik yang mengangkat isu tentang agama, etnis, suku, golongan. Keempat, ada intimidasi dan ancaman terhadap masyarakat, agar memilih salah satu calon. Kelima, banyak warga tidak mendapatkan hak suara.
Isu politik uang diikuti dengan keterlibatan birokrat pada saat kampanye. Bahkan, pada berbagai acara kampanye, ada beberapa kepala daerah ikut kampanye. Ini tentu saja melanggar Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005, tentang tata cara Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah. Pada Pasal 61 berbunyi, dalam kampanye, pasangan calon atau tim kampanye dilarang melibatkan pejabat struktural dan fungsional.
Nah, pada beberapa kampanye yang dilakukan, beberapa bupati dan wakil walikota ikut hadir pada kampanye sang incumbent, Usman Ja’far dan LH Kadir. Begitu juga dengan birokrat lain, seperti para kepala dinas. Caranya, dengan terjun langsung ke daerah, dan memberikan janji dengan berbagai proyek. Atau, memberikan tekanan melalui pendanaan. Namun, hal itu tidak ada teguran dari lembaga pengawas Pemilu.
Politik aliran dengan mengangkat isu suku, agama, sara, dan golongan (SARA), juga mewarnai pelaksanaan demokrasi tersebut.
Hal ini bisa dibuktikan dengan perjalanan Akil selama tiga tahun berkeliling Kalbar, namun hilang dalam beberapa hari, karena isu SARA.Akil mengunjungi masyarakat dan memberikan berbagai pendidikan politik. Ia tidak sekedar mengunjungi, tapi juga menyumbang berbagai pembangunan masjid dan mushola, atau kegiatan masyarakat. “Soal yang diberikan kepada masyarakat itu, kita ikhlas saja, dan saya tidak menyesal,” kata Akil. Artinya, perjuangan dan harapan ideal dan kenyataan yang dihadapi itu berbeda. “Tapi, kita tidak boleh surut,” kata Akil.
Apa yang dilakukan selama tiga tahun, bukan omong kosong. Ia berbuat untuk masyarakat. Akil memberikan berbagai pendidikan politik. Itu yang menjadi penyesalannya. Semua hilang begitu saja dengan isu agama dan primordial, melalui selebaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan 21 ormas Islam.
Kesepakatan MUI dan 21 ormas muncul dalam konferensi pers yang dilakukan pada Kamis (9/11) di Masjid Mujahidin. Dalam pernyataannya, MUI dan 21 ormas Islam bersepakat dan menginstruksikan kepada seluruh pengurus dan anggota MUI Kalbar beserta ormas Islam Kalbar dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan ranting untuk; mencoblos Nomor urut 1. H. Usman Ja’far & Drs. LH Kadir dalam pemilihan Gubernur Tanggal 15 November. Kedua, menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk mneggunakan hal pilihnya dalam dan menjaga pelaksanaan Pemilihan gubernur tersebut seara damai dan Tertib.
Kesepakatan itu ditandatangani oleh A. Rahim Dja’far dari MUI Kalbar. Haitami Salim dari Forum Umat Islam (FUI) Kalbar. Gamzah Tawil dari PW Nahdatul Ulama (PWNU) Kalbar. Pabali Musa dari PW Muhammadiyah Kalbar. M Ali dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kalbar. Ilham Sanusi dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kalbar. A/n Syarif Yusuf Al-Qadri dari Front Pembela Islam (FPI) Kalbar. Asnansyah dari Pembina Iman Tauhid Islam (PITI) Kota Pontianak. Fahmi Putra dari Badan Komunikasi Pemuda remaja Masjid Indoensia (BKPRMI) Kalbar. Ibrahim Salim dari Persatuan Tarbiyah Islamiyah Kalbar. Mubarak Abdurrahim dari Forum Arimatea Kalbar. Nasrullah CH dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kalbar. M Arif dari LPPD Khoiru Ummah Kota Pontianak. Zulfadhli dari PW Mathlaul Anwar Kalbar. Didik Nurharis dari Ikatan Da’i Indonesia (IKADI) Kalbar. Syarif Achmad A. Rachman dari Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Kalbar. Admun Helmy dari Gerakan Usaha Pembaharuan Islam (GUPPI) Kalbar. Arifin Thahir dari Keluarga Besar Perhimpunan Pelajar Islam Indonesia (KB-PII) Kalbar. Hadiah Suaka dari DPD Persatuan Wanita Tarbiyah Islamiyah Kalbar. Djuwirda dari PW Wanita Islam Kalbar. Rahmanita dari PW Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kalbar. Beberapa dari nama yang tertulis di atas, adalah dari partai pengusung JU-LHK.
Alasan penandatanganan itu menurut Haitami Salim pada Harian Borneo Tribune, Sabtu (10/11), merupakan tuntutan keadaan. “Ya itu tadi, perhatikan kalimat di awalnya. Ini karena perkembangan keadaan,” kata Haitami.
Surat pernyataan itu dimuat secara luas di berbagai media. Pernyataan tersebut, malah disebar di berbagai daerah yang dianggap, kuat dukungan massa Islamnya. Seperti di Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak, Singkawang, Sambas, Ketapang dan lainnya.
Tak hanya itu. Setelah pengumuman surat dukungan tersebut, diikuti dengan gerilya melalui masjid-masjid di daerah tersebut. Para pengurus dan penandatangan terjun langsung berceramah di depan umat. Isinya beragam. Intinya, supaya umat mengalihkan dukungan kepada UJ. “Mereka memberikan berbagai keterangan yang memfitnah tentang saya dan keluarga,” kata Akil. Dia dikatakan sebagai pemeluk agama Kristen. Istrinya dikatakan sebagai anak pendeta, dan sebagainya. Pokoknya pembunuhan karakter. Hal itu juga dilakukan pada berbagai acara halal bihalal. Akil punya beberapa orang saksi tentang hal itu.
“Dalam hal ini, MUI dan ormas Islam bertindak tidak adil pada saya,” kata Akil.
Tindakan MUI menuai protes dari berbagai pihak. Pada Selasa (13/11) MUI membatalkan dukungannya ke UJ.
Pada berita Tribune, Rabu (14/11) PBNU mengeluarkan pernyataan yang tidak mendukung salah satu calon. “NU tidak bisa berpolitik praktis. Pembelaan itu bukan porsi NU, tetapi menjadi porsi partai politik. Jika ada pembelaan, itu adalah kesalahan institusional," kata Ketua PBNU Dr Andi Jamaro, kepada ANTARA di Pontianak menyikapi keputusan Pengurus Wilayah NU Kalbar yang memberikan dukungan kepada salah satu calon gubernur.
Begitu juga dengan berita di Borneo Tribune pada Rabu (14/11), Wakil Ketua Lembaga Hikmah Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Kasmir Tri Putra, kepada ANTARA di Pontianak, mengenai sikap Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Barat yang menyatakan dukungannya terhadap salah satu pasangan kandidat dalam Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur Kalbar Periode 2008-2013.
Menurut Kasmir yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi Lampung itu, Muhammadiyah tidak melarang dukungan dari warga Muhammadiyah terhadap siapapun yang maju dalam pemilihan kepala daerah. "Warga Muhammadiyah dapat menyalurkan aspirasinya kepada calon secara bebas. Namun sebagai organisasi formal, Muhammadiyah jelas tidak berpihak," kata Kasmir.
Menurut Akil, apa yang dilakukan ini merupakan bentuk penggembosan pada massa yang dimilikinya. Massa yang semula memilih Akil, menjadi bingung dan berpindah pada pasangan UJ-LHK.
Pada Minggu (11/11) dalam acara debat yang dilakukan dan disiarkan melalui TVRI dan RRI. Banyak orang bersimpati pada Akil. Jawaban yang diberikan sangat logis, dan tepat, ketika bicara mengenai banyak hal. Inilah yang membuat ratingnya dan popularitasnya naik.
Untuk membendung popularitas Akil, LSI mengeluarkan hasil survey yang dilakukan pada 6-10 November. Survey itu pesanan dari partai pengusung calon nomor satu. Survey dilakukan di kantong-kantong basis massa PDIP dan semasa kampanye berlangsung. Dan hal itu diakui para pelaku survey. Survey dipublikasikan pada Senin (12/11).
Akil menelepon langsung Syaiful Mujani. Ketika meneleponnya, Akil punya beberapa orang saksi yang membenarkan pembicaraan itu. Akil menelepon melalui HP Communikatornya. HP itu diperdengarkan, sehingga suaranya bisa didengar orang lain. Mujani mengakui bahwa survey itu pesanan. Sehari setelah itu, Akil membuat bantahan tentang survey itu di koran. Pada hari berikutnya, Rabu (14/11), Syaiful Mujani juga membuat klarifikasi. Namun, bantahannya tidak keras.
“Mosok dalam waktu sehari, hasil survey sudah bisa dilakukan,” kata Akil.
Padahal, untuk memasukkan data, belum lagi menganalisa, perlu waktu beberapa hari, bahkan minggu. Data yang diambil, jumlahnya sekitar 1500 responden. Hasil survey dibuat berimbang, antara UJ dan Cornelis. UJ 30,02 persen, Cornelis 30,0 persen. Hasil itu membuat orang yang awalnya memilih Akil, akhirnya memindahkan suaranya ke UJ. Akil dianggap sudah tidak ada harapan untuk menang. Pemindahan suara bertujuan membendung suara Cornelis.
Akibat pengumuman survey LSI, pendukung Mecer yang dibina selama bertahun-tahun melalui CU, juga mengalihkan suaranya ke Cornelis. “Semua pendukung saya dan Pak Mecer Habis!” kata Akil. Untuk menangkis isu itu sulit, karena waktunya sudah mepet.
Bahkan, ada pengurus CU dan saudara Mecer yang menelepon dengan menangis. Ia meminta maaf, karena terpaksa mengalihkan suaranya ke Cornelis.
Apa yang dikemukakan Akil, juga saya dapatkan di lapangan. Dari berbagai pendapat orang tentang hasil LSI, sebagian besar berpendapat sama. Lebih baik memindahkan suara dan dukungan Akil ke UJ.
Beberapa orang Pemda yang ketemu dan berbincang dengan saya, juga mengemukakan hal serupa. Begitu pun ketika berobat ke dokter. Ketika berbincang, dokter memberikan alasan yang sama dengan orang Pemda, tentang hal itu.
Kalau golongan berpendidikan dan dianggap sudah memiliki wawasan saja terpengaruh dengan isu tersebut, bagaimana dengan masyarakat biasa? Yang kurang paham dengan berbagai konstelasi politik dan isu SARA?
“Akibat pengumuman survey LSI, mereka tidak pikir, bahwa angka yang dibuat juga membuat solid orang Dayak dan non muslim. Mereka salah hitung dan strategi,” kata Akil.
Di satu sisi benar, mereka menghabisi massa pemilihnya. Di sisi lain, mereka malah membesarkan kekompakan dan semangat bersatu kelompok lain. Dan pemilih nomor 4, tidak hanya orang non muslim. Orang muslim juga banyak yang pilih, karena mereka ini simpatisan PDIP. Artinya, tidak semua teori MUI dan semua ormas itu benar. Hal itu menjadi bumerang.
“Sebuah skenario besar menggilas saya. Berhasil mereka. Tapi, akibatnya fatal. Dan Inilah yang terjadi dari hasil Pilkada di Kalbar,” kata Akil. MUI dan ormas Islam, harus bertanggungjawab dengan hal itu.
Selain itu, politik uang juga membombardir daerah yang menjadi basis Akil-Mecer. Dari tiga orang wakil Dayak, yang paling dihitung adalah massa Mecer. Dia punya basis massa yang jelas. Tak heran bila daerah yang menjadi basisnya, menjadi sasaran perolehan suara. Ada yang diberi uang, pulsa, beras, gula dan lainnya.
“Dan saya tidak melakukan politik uang. Demi Allah tidak ada,” kata Akil.
Lalu, apa pendapat Akil dengan model dan cara politik seperti itu?“Strategi itu bukan perilaku politik yang benar dan terhormat. Itu lebih kepada perilaku tidak terhormat yang dilakukan dengan target, asal menang. Dan itulah yang dilakukan,” kata Akil.
Salah satu asas dalam Pilkada adalah Jujur. Adil. Terbuka. Nah, bagaimana menerapkan semua itu, semua harus equal atau setara. Dia bukannya tidak mau protes dengan hal tersebut. Namun, apa artinya lembaga pemilu. Akhirnya, terjadi pembiaran terhadap hal itu. Pembiaran bukan berarti takut, tapi juga karena ketidaktahuan.
Oleh karenanya, ia berharap pada pemimpin Kalbar yang baru, harus membangun SDM Kalbar. Kualitas Kalbar masih miskin. Harus mengutamakan pendidikan SDM. Tak bisa membangun SDM, tanpa membangun SDM dan kesehatan yang baik. Juga melakukan pengentasan kemiskinan. “Kita tidak bisa membangun demokrasi, bila tidak paralel dengan membangun pendidikan,” kata Akil.
Inilah kualitas Pilkada Kalbar. Apapun hasilnya, harus diterima. Itulah demokrasi. Rakyat memang belum sepenuhnya tahu tentang hal tersebut.
Tindakan kedepannya? Tentu butuh kesadaran dari diri, untuk melakukan sesuatu yang terbaik. Tidak melakukan politik aliran, politik uang, dan lainnya. Kalaupun menang dengan bermartabat. Kalaupun kalah dengan cara terhormat. Dan tidak melakukan hal-hal seperti itu. Namun, bukan berarti yang lain tidak bermartabat. Artinya, semua pertandingan tentu ada yang kalah. Semua sudah dihitung.
Dengan kekalahannya, Akil juga tidak lantas menyalahkan timnya. Ia tentu saja harus menghargai timnya. Mereka sendiri juga punya keterbatasan. Mungkin karena mereka tidak punya biaya dan lainnya.
“Ya, begitulah. Pada akhirnya saya mesti mengambil pelajaran dari Al-qur’an atau Injil. Bahwa, Nabi itu tidak dihargai di negerinya sendiri. Mereka lebih dihargai di tanah orang,” kata Akil.
Ketika ditanya, apa yang bakal dilakukannya aktivitasnya kedepan, ia akan menyelesaikan pendidikan doktornya di Universitas Pajajaran Bandung. Selain itu, menyelesaikan sisa masa jabatannya di Komisi III DPR RI, sampai 2009. Paling dasar lagi, ia bisa menjadi pengacara profesional. Ia punya latar pendidikan baik. Dan, ia juga tidak akan kapok datang ke rakyat, karena Kalbar tanah kelahiran.
Meski telah ditinggalkan pendukungnya karena hembusan dan politik aliran, Akil tidak serta merta menghujat para pendukungnya.
“Rakyat tidak salah. Elit politiklah yang salah, karena melakukan hal itu. Dengan hasil Pilkada sekarang, ada hikmah bisa dipetik. Para pemimpin Islam itu, jangan saling memfitnah dan bertengkar sendiri saja,” kata Akil.□
Borneo Tribune, 18 November 2007
Tuesday, November 13, 2007
TIGA PASANGAN CAGUB KALBAR TIDAK LAPORKAN DANA KAMPANYE
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Barat menyatakan hingga masa kampanye Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur Periode 2008-2013 berakhir, dari empat pasangan calon gubernur-wakil gubernur hanya satu pasangan yang melaporkan sumbangan dana kampanye.
"Tiga pasangan calon gubernur belum melapor hingga hari ini. Hanya pasangan nomor urut tiga yang telah melaporkan sumbangan dana kampanye," kata Wakil Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kampanye KPU Kalbar, MS Budi di Pontianak, Selasa.
Pemilu Gubernur Kalbar diikuti empat pasangan calon yakni sesuai nomor urut, satu Usman Ja`far-Laurentius Herman Kadir (pasangan incumbent), dua Oesman Sapta Odang (pengusaha) - Ignatius Lyong (birokrat), tiga Akil Mochtar (anggota DPR RI) - AR Mecer (mantan dosen), empat Cornelis (Bupati Landak) - Christiandy Sanjaya (aktivis pendidikan). Pemungutan suara dijadwalkan pada Kamis (15/11). Masa kampanye dimulai pada 29 Oktober dan berakhir 11 Nopember.
Berdasarkan pasal 83 ayat (6) UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, setiap pasangan calon menyampaikan laporan sumbangan dana kampanye ke KPU dalam waktu satu hari sebelum masa kampanye dimulai dan satu hari setelah masa kampanye berakhir.
Pelaporan dana kampanye tersebut berkaitan dengan sumber sumbangan dana atau bantuan saat kampanye sesuai pasal 85 UU No 32 tahun 2004 yang ancamannya sanksi pembatalan sebagai pasangan calon oleh KPU daerah.
Pasangan calon dilarang menerima dana kampanye dari negara asing, lembaga swasta asing, lembaga swadaya masyarakat asing, warga negara asing, pemerintah, BUMN dan BUMD, serta penyumbang atau pemberi bantuan yang tidak jelas identitasnya.
MS Budi sendiri mengakui, dengan tidak dilaporkannya dana kampanye KPU oleh pasangan calon termasuk pelanggaran. "Tetapi nanti akan KPU cek kembali. Untuk rekening dana kampanye, semua pasangan calon sudah memiliki," katanya.
MUHAMMADIYAH TEGASKAN TIDAK BERPIHAK KE SALAH SATU CALON
Persyarikatan Muhammadiyah menegaskan kenetralannya dan organisasi tersebut tidak boleh berpihak atau mendukung salah satu calon dalam pemilihan kepala daerah karena Muhammadiyah merupakan lembaga dakwah.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Lembaga Hikmah Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Kasmir Tri Putra, kepada ANTARA di Pontianak, Selasa, mengenai sikap Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Barat yang menyatakan dukungannya terhadap salah satu pasangan kandidat dalam Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur Kalbar Periode 2008-2013.
Menurut Kasmir yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi Lampung itu, Muhammadiyah tidak melarang dukungan dari warga Muhammadiyah terhadap siapapun yang maju dalam pemilihan kepala daerah.
"Warga Muhammadiyah dapat menyalurkan aspirasinya kepada calon secara bebas. Namun sebagai organisasi formal, Muhammadiyah jelas tidak berpihak," kata Kasmir.
Ia menambahkan, sebagai persyarikatan yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan tahun 1912, Muhammadiyah harus menjaga jarak dan kedekatan yang sama dengan lembaga politik. Untuk itu, Muhammadiyah harus mendukung pemilihan kepala daerah dan semua calon.
Sedangkan setiap warga Muhammadiyah bebas mendukung calon dan calon bebas meminta dukungan terhadap warga Muhammadiyah.
"Warga yang akan menentukan suaranya dibilik suara. Dengan didasari siapa calon yang memiliki rekam jejak baik dan bermanfaat bagi kepentingan dakwah," kata Kasmir.
Sementara terhadap sikap PWM Kalbar terkait Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur Kalbar, Kasmir menyatakan, akan ada tindakan lebih lanjut sesuai garis organisasi. "Kemungkinan, akan ada teguran tertulis," katanya.
Sikap sejumlah organisasi Islam di Kalbar yang mendukung salah satu calon menuai protes dari masyarakat karena dituding telah terlibat dalam politik praktis.
Pemilu Gubernur Kalbar diikuti empat pasangan calon yakni sesuai nomor urut, satu Usman Ja`far-Laurentius Herman Kadir (pasangan incumbent), dua Oesman Sapta Odang (pengusaha) - Ignatius Lyong (birokrat), tiga Akil Mochtar (anggota DPR RI) - AR Mecer (mantan dosen), empat Cornelis (Bupati Landak) - Christiandy Sanjaya (aktivis pendidikan).
Pemungutan suara dijadwalkan pada Kamis (15/11) dengan jumlah pemilih sekitar 2,9 juta orang.
NAHDLATUL ULAMA HARUS MENJADI PEREKAT PILKADA KALBAR
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyatakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat harus menjadi perekat dalam proses pemilihan gubernur dan tidak boleh melakukan pembelaan terhadap calon gubernur.
"NU tidak bisa berpolitik praktis. Pembelaan itu bukan porsi NU, tetapi menjadi porsi partai politik. Jika ada pembelaan, itu adalah kesalahan institusional," kata Ketua PBNU Dr Andi Jamaro, kepada ANTARA di Pontianak menyikapi keputusan Pengurus Wilayah NU Kalbar yang memberikan dukungan kepada salah satu calon gubernur.
Tujuan dari pendirian NU pada 13 Januari 1926, adalah untuk menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama`ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut khittahnya, NU harus memfokuskan diri kepada politik kebangsaan, menjaga keutuhan NKRI dan politik kerakyatan membela rakyat. Bukan memfokuskan diri pada politik kekuasaan atau politik praktis.
Menurut ia, ulama harus menjadi perekat dalam pemilihan kepala daerah. Ulama mesti mengayomi masyarakat, memberikan taushiyah, nasihat untuk saling menghargai. "Tugas ulama bukan membela salah satu calon gubernur," katanya.
Andi menyatakan pada hari ini juga (Selasa) akan mengecek kebenaran adanya dukungan PWNU Kalbar kepada salah satu calon gubernur periode 2008-2013.
"Insya Allah kalau itu memang betul dilakukan PWNU, pasti kami akan mengoreksi," katanya.
Ketua PBNU itu menyatakan bisa saja dukungan PWNU terhadap salah satu calon gubernur Kalbar itu hanya klaim dari pihak tertentu, sementara pengurus PWNU tidak hadir dalam pertemuan tersebut.
Sebelumnya sebanyak 22 organisasi keagamaan, termasuk PWNU Kalbar menyatakan dukungan kepada salah satu pasangan calon Gubernur Kalbar yang akan mengikuti pemilihan umum 15 November mendatang. Selebaran mengenai dukungan kepada salah satu calon gubernur itu menyebar hingga ke daerah kabupaten/kota di wilayah Kalbar.
Empat pasangan calon gubernur akan maju dalam Pemilu 15 November terdiri dari H Usman Ja`far - Laurentius Herman Kadir (incumbent), H Oesman Sapta Odang - Ignatius Lyong, HM Akil Mochtar - AR Mecer dan pasangan Cornelis - Christiandy Sanjaya.
Setelah melaksanakan kampanye pada 29 Oktober - 11 November, kini empat pasangan calon tersebut sedang menjalani masa tenang sebelum proses pencoblosan yang diikuti sekitar 2,9 juta pemilih pada 15 November.
GUBERNUR KALBAR KURANG MEMAHAMI ISU GLOBAL WARMING
Konsorsium Anti Illegal Logging (KAIL) menilai Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) kurang memahami isu pemanasan global (global warming) padahal Kalbar berpeluang memperoleh insentif dari Program Reducing Emission from Deforestation in Developing Country atau REDD.
Menurut koordinator KAIL Kalimantan Barat, Happy Hendrawan di Pontianak, Selasa, hal itu terlihat dari jawaban Gubernur Usman Ja`far saat debat publik empat kandidat Gubernur-Wakil Gubernur Kalbar Periode 2008-2013, Minggu (11/11) malam.
Usman Ja`far dalam debat publik tersebut menyatakan bahwa Kalbar tidak perlu khawatir dengan pemanasan global karena berdasarkan pantauan dari udara wilayah Kalbar "masih hijau". Kondisi itu menunjukkan hutan di Kalbar belum mengkhawatirkan.
"Pernyataan seperti itu sebenarnya menunjukkan bahwa pemerintah hanya memandang sumber daya alam dari sudut ekonomi sehingga cenderung untuk mengeksploitasinya," katanya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui program REDD yakni dengan mengganti pohon yang sudah tua agar pohon-pohon muda berkembang lebih optimal. Kalbar, lanjutnya, akan merasakan manfaat dari upaya penyeimbangan antara ekologi dan ekonomi pada 15 hingga 20 tahun mendatang.
"Ada insentif yang jumlah jutaan dolar dari negara-negara maju terhadap wilayah yang melaksanakan program tersebut secara intensif dan berkelanjutan," katanya.
Ia menambahkan, khusus Kalbar, isu mengenai pemanasan global hanya menjadi bagian dari masalah-masalah lain di bidang lingkungan. "Kerusakan hutan di Kalbar sudah sangat parah," kata Happy Hendrawan.
Kebakaran hutan, kerusakan mangrove, terumbu karang, ikut menjadi pemicu emisi karbon. Sementara Pemerintah Provinsi Kalbar hingga kini belum memiliki data kongkrit ekosistem seperti jumlah plankton di perairan Kalbar dan potensi mangrove.
"Untuk mengatasi kerusakan alam, tentunya harus dilakukan identifikasi data ekosistem yang ada di Kalbar," katanya.
Berdasarkan data Masyarakat Perhutanan Indonesia Komisariat Daerah (MPI Komda) Kalbar dalam sebuah lokakarya, sekitar 864 ribu meter kubik kayu log masuk ke negeri jiran dalam kurun waktu setahun akibat kegiatan ilegal penebangan dan perdagangan kayu di Kalbar.
Kerusakan hutan Kalbar hampir seluas 165.000 hektar/tahun, atau sama dengan 23 x luas lapangan bola/jam, sedangkan perekonomian negara dirugikan sekitar Rp220 miliar (dari royalti PSDH, DR dan PBB).
Sementara Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan rutin Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC) di Nusa Dua, Bali, Desember 2007.
GUBERNUR KALBAR KURANG MEMAHAMI ISU GLOBAL WARMING
Konsorsium Anti Illegal Logging (KAIL) menilai Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) kurang memahami isu pemanasan global (global warming) padahal Kalbar berpeluang memperoleh insentif dari Program Reducing Emission from Deforestation in Developing Country atau REDD.
Menurut koordinator KAIL Kalimantan Barat, Happy Hendrawan di Pontianak, Selasa, hal itu terlihat dari jawaban Gubernur Usman Ja`far saat debat publik empat kandidat Gubernur-Wakil Gubernur Kalbar Periode 2008-2013, Minggu (11/11) malam.
Usman Ja`far dalam debat publik tersebut menyatakan bahwa Kalbar tidak perlu khawatir dengan pemanasan global karena berdasarkan pantauan dari udara wilayah Kalbar "masih hijau". Kondisi itu menunjukkan hutan di Kalbar belum mengkhawatirkan.
"Pernyataan seperti itu sebenarnya menunjukkan bahwa pemerintah hanya memandang sumber daya alam dari sudut ekonomi sehingga cenderung untuk mengeksploitasinya," katanya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui program REDD yakni dengan mengganti pohon yang sudah tua agar pohon-pohon muda berkembang lebih optimal. Kalbar, lanjutnya, akan merasakan manfaat dari upaya penyeimbangan antara ekologi dan ekonomi pada 15 hingga 20 tahun mendatang.
"Ada insentif yang jumlah jutaan dolar dari negara-negara maju terhadap wilayah yang melaksanakan program tersebut secara intensif dan berkelanjutan," katanya.
Ia menambahkan, khusus Kalbar, isu mengenai pemanasan global hanya menjadi bagian dari masalah-masalah lain di bidang lingkungan. "Kerusakan hutan di Kalbar sudah sangat parah," kata Happy Hendrawan.
Kebakaran hutan, kerusakan mangrove, terumbu karang, ikut menjadi pemicu emisi karbon. Sementara Pemerintah Provinsi Kalbar hingga kini belum memiliki data kongkrit ekosistem seperti jumlah plankton di perairan Kalbar dan potensi mangrove.
"Untuk mengatasi kerusakan alam, tentunya harus dilakukan identifikasi data ekosistem yang ada di Kalbar," katanya.
Berdasarkan data Masyarakat Perhutanan Indonesia Komisariat Daerah (MPI Komda) Kalbar dalam sebuah lokakarya, sekitar 864 ribu meter kubik kayu log masuk ke negeri jiran dalam kurun waktu setahun akibat kegiatan ilegal penebangan dan perdagangan kayu di Kalbar.
Kerusakan hutan Kalbar hampir seluas 165.000 hektar/tahun, atau sama dengan 23 x luas lapangan bola/jam, sedangkan perekonomian negara dirugikan sekitar Rp220 miliar (dari royalti PSDH, DR dan PBB).
Sementara Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan rutin Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC) di Nusa Dua, Bali, Desember 2007.
MUI KALBAR CABUT DUKUNGAN KE KANDIDAT
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Barat (Kalbar) akhirnya menarik dukungan dari kesepakatan bersama 21 organisasi Islam terhadap pasangan nomor urut satu dalam Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur Kalbar periode 2008-2013.
Ketua MUI Kalbar, Ustad H A Rahim Dja`far kepada wartawan di Pontianak, Selasa sore mengatakan, sikap itu diambil dengan berbagai pertimbangan.
"Salah satunya karena permintaan dari Panitia Pengawas (Panwas)," kata Rahim Dja`far di kediamannya.
Selain itu, ia juga mempertimbangkan kemaslahatan umat. Ia mengakui tidak hadir dalam musyawarah berbagai organisasi Islam yang akhirnya menghasilkan kesepakatan bersama karena tengah mengidap sakit.
Ia ikut menandatangani atas nama MUI Kalbar karena musyawarah tersebut diikuti salah satu ketua.
Rahim Dja`far juga menegaskan bahwa kesepakatan bersama dimana MUI Kalbar ikut menandatangani sebelumnya bukanlah fatwa. "Itu bukan fatwa dari MUI," katanya.
Sebelumnya, Ketua Harian MUI Amidhan, Senin (12/11) menegur MUI Kalbar yang menyerukan warga memilih pasangan nomor urut satu dalam pemilihan Gubernur Kalimantan Barat pada 15 November nanti.
Menurut Amidhan, MUI tidak boleh terlibat politik praktis. Hal itu sesuai dengan hasil Musyawarah Nasional MUI 2001 di Jakarta.
Keterlibatan MUI Kalbar dalam upaya mendukung salah satu figur dalam pemilihan kepala daerah menimbulkan reaksi keras dan bertentangan dengan semangat MUI sendiri.
Bahkan usai pengukuhan pengurus MUI Kota Pontianak Periode 2006-2011, di Pontianak, Selasa (14 Nopember 2006), A Rahim Dja`far pernah menyatakan agar pimpinan MUI kabupaten/kota dan kecamatan senantiasa mewaspadai terhadap penggunaan fatwa-fatwa keagamaan sebagai "fatwa politik".
Saat itu ia mengatakan, berkaitan dengan akan dilaksanakannya Pilkada Gubernur secara langsung tahun 2007, maka semua kebijakan yang dikeluarkan oleh MUI, baik tingkat kecamatan, kota maupun provinsi, harus senantiasa berpijak pada tuntunan ajaran agama dan diorientasikan pada kemaslahatan umat Islam, bukan kepada salah satu pemimpin ataupun golongan politik tertentu.
"MUI adalah institusi keagamaan yang tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah politik praktis. Sikap tegas dan netral harus tergambar dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan, baik berupa fatwa, pernyataan sikap, ataupun himbauan (taushiah) berkaitan dengan Pilkada 2007," kata A Rahim Dja?far, waktu itu.
Pemilu Gubernur-Wakil Gubernur Kalbar diikuti empat pasangan calon yakni sesuai nomor urut, satu Usman Ja`far-Laurentius Herman Kadir (pasangan incumbent), dua Oesman Sapta Odang (pengusaha) - Ignatius Lyong (birokrat), tiga Akil Mochtar (anggota DPR RI) - AR Mecer (mantan dosen), empat Cornelis (Bupati Landak) - Christiandy Sanjaya (aktivis pendidikan). Pemungutan suara dijadwalkan pada Kamis (15/11). Masa kampanye dimulai pada 29 Oktober dan berakhir 11 Nopember.
Saturday, November 10, 2007
*Kampanye Terbuka Akil-Mecer di lapangan Baning Sintang
Andry
Borneo Tribune, Sintang
Saya takjub melihat lapangan bola Baning di Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang seketika berubah menjadi lautan manusia. Terik matahari yang menyengat dan membakar kulit, tak dihiraukan. Massa kampanye yang menghadiri kampanye terbuka ‘Sang Pejuang’ pasangan gubernur dan wakil gubernur Kalbar, duet Akil-Mecer, tak kurang dari 85.000 jiwa.
Lapangan bola itu tak ada ruang kosong bagi kaki untuk menginjakkan diri ke tanah. Mereka hadir dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sintang. Seperti, Kecamatan Sintang, Kelam Permai, Sungai Tebelian, Binjai, Kayan Hilir, Kayan Hulu, Serawai, Ambalau, Ketungau Tengah, Ketungau Hilir, Ketungau Hulu, Sepauk dan Tebuna.
Belasan truk tampak hilir mudik mengantarkan massa ke lokasi kegiatan. Mereka hadir dengan beragam atribut kampanye. Ada baju kaos, selayer, topi, pin, sepanduk, bendera dan lainnya. Semua bergambar Akil-Mecer. Kehadirannya pun diiringi dengan yel-yel ‘hidup Akil-Mecer’. Ada pula yang melantunkan ‘Akil-Mecer siapa yang punya. Akil-Mecer siapa yang punya. Akil-Mecer siapa yang punya, yang punya kita semua’. Dan ada pula yang berjingkrak-jingkrak seraya mengibar-ngibarkan bendera bergambar ‘Sang Pejuang’ Akil-Mecer di atas truk.
Setibanya di lapangan Baning, massa langsung merangsek dan memenuhi muka panggung. Yang kala itu sedang dihibur oleh artis dari Kota Sintang. Yel-yel dan pekikan-pekikan ‘Hidup Akil-Mecer’ semakin lantang dan nyaring terdengar. Suara-suara itu, seakan-akan terus menelusuri setiap jengkal sudut lapangan itu.
Saya kembali heran, massa yang tumpah ruah dan berteriak sembari berjingkrak-jingkrak, namun tetap tertib dan turut menjaga situasi kampanye agar tetap terjaga. Mereka tak pernah mundur, walau sejengkal pun untuk memberikan dukungan kepada ‘Sang Pejuang’ Akil-Mecer. Mereka rindu dengan pemimpin yang berani dan cerdas, serta populer di mata mereka. Spirit itulah yang membuat mereka patuh dan tertib. Tak terjadi apapun. “Ini baru damai. Ini baru militan,” gumamku dalam hati.
Pukul 14.00 WIB, ‘Sang Pejuang’ duet Akil-Mecer hadir bersama 3 biduan cantik dari Jakarta. Ada Evi Tamala, Ria KDI dan Ria Kondang In. Tiga penyanyi ini selalu menyemarakkan kampanye dan menghibur massa kampanye Akil-Mecer. Tampak pula Ketua Koalisi Rakyat Kalbar Bersatu, Drs. Silvianus Sungkalang, Ketua PPDI Kalbar, H Darwis Abu Bakar, Ketua PKPI Kalbar, Drs. H Salman Djiban, Ketua Partai Pelopor Kalbar, Rapael Sahyudi, SH dan Ketua DPD PATRI Kalbar, Akhmadi, S.Pd, Jumat (9/11) kemarin.
Dalam orasi politiknya, ‘Sang Pejuang’ Akil Mochtar mengemukakan pertanyaannya kepada massa kampanye yang hadir. Mengapa mereka perlu memilih gubernur baru? Seketika massa yang hadir di muka, serentak menyatakan, “Karena kami rakyat Kalbar masih miskin dan tertinggal dari daerah lainnya,” seru massa secara serentak. ‘Sang Pejuang’ lantas menjawab, “Baguslah kalau saudara-saudara saya telah cerdas, dan mengetahui persoalan yang saat ini masih menyelimuti Kalbar,” kata Akil.
Untuk itu, ia mengajak massa untuk menyatukan tekad dan tujuan bersama. Satukan langkah, lakukan perubahan untuk rakyat Kalbar,” seketika itu, pula massa berteriak kompak, “Hidup Akil Mochtar Sang Pejuang rakyat kecil.”
‘Sang Pejuang’, menegaskan, manakala duet Akil-Mecer terpilih menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur Kalbar, maka pendidikan dan kesehatan di Kalbar akan gratis. Itu sudah harga mati baginya, untuk menunjang kesejahteraan rakyat Kalbar. Ia menambahkan, selama 62 tahun Indonesia merdeka, sudah semestinya rakyat merasakan pendidikan dan kesehatan gratis.
Hal itu sangat penting dan merupakan kebutuhan nyata rakyat Kalbar. “Insya Allah, jika rakyat percaya dengan saya dan Pak Mecer, maka hal itu langsung kami buktikan. Langsung kami buktikan. Maka dari itu pilih pasangan pejuang, Akil-Mecer pada 15 November nanti. Maka Kalbar akan berubah ke arah lebih baik,” serunya dengan tegas. Orasinya menggelorakan massa yang berada di muka panggung, dan membuat massa menjadi terbakar emosi dengan luapan teriakan histeris. “Hidup Akil Mochtar.”
Persoalan listrik dan jalan juga sempat disinggung oleh ‘Sang Pejuang’. Ia dengan lugas mengatakan, apabila duet Akil-Mecer dipercayakan memimpin Kalbar 5 tahun kedepan, maka persoalan listrik untuk 5 tahun kedepan dijamin tidak akan mati. Sedangkan persoalan jalan yang masih mendera rakyat Kalbar, satu demi satu jalan-jalan yang rusak akan segera diperbaiki. Agar masyarakat bisa meningkatkan taraf hidup dan menikmati jalan sebagai pendongkrak perekonomian rakyat Kalbar. “Kami tidak mau berjanji. Tetapi kami akan membuktikan itu apabila masyarakat percaya kepada kami,” tegas Akil.
‘Sang Pejuang’ AR Mecer juga didaulat untuk berorasi politik di hadapan puluhan ribu massa kampanye. Ia mengatakan, ibarat orang yang hendak mencari ikan, duet Akil-Mecer telah mempunyai beragam alat tersebut, seperti pancing, jala, pukat dan lainnya. “Kami telah mempunyai alat berupa Credit Union (CU) untuk membantu perekonomian rakyat Kalbar. Apabila kami dipercaya rakyat untuk memimpin Kalbar, maka alat kami langsung digerakkan untuk membantu perekonomian rakyat kecil,” kata Mecer.
Ia berkata, sebelum menjadi gubernur saja, ia telah berjuang membantu perekonomian rakyat kecil. Dan itu telah terbukti. Apalagi kalau menjadi wakil gubernur Kalbar. Tentu akan semakin banyak membantu perekonomian rakyat Kalbar. Massa yang mendengar langsung menyambutnya dengan riuh tepukan.
Ketua Tim Koalisi Rakyat Kalbar Bersatu Kabupaten Sintang, Ahmad Sutarmin, S. Hut, MM, juga menyempatkan diri menyampaikan orasi politik. Ia mengatakan, apabila di Kalbar terjadi perubahan pucuk pimpinan atau gubernur baru, maka perubahan di Kalbar akan terjadi. Sehingga Kalbar semakin bergerak maju, mengejar ketertinggalannya dari daerah lain di Indonesia.
Sutarmin menambahkan, Kalbar akan maju bila dipimpin oleh pemimpin yang cerdas dan berani melakukan terobosan-terobosan cerdas, guna meraih solusi cerdas bagi rakyat Kalbar.
“Mari satukan langkah lakukan perubahan di bumi Kalimantan Barat dengan memilih ‘Sang Pejuang’ Akil-Mecer pada 15 November mendatang,” pungkas Ahmad Sutarmin.□
Sang Pejuang, Disambut Haru Pedagang dan Yatim Piatu
Borneo Tribune, Sintang
Calon gubernur dengan nomor urut 3, HM Akil Mochtar selalu ingin bersua dengan masyarakat. Bagi ‘Sang Pejuang’ menyambangi sekaligus menyerap beragam aspirasi rakyat, merupakan perbuatan mulia bagi seorang pemimpin yang mencintai rakyatnya. Hal itu tentu tak akan pernah dapat tergantikan walau dengan apapun.
Jumat (9/11), pukul 08.25 WIB, Kota Sintang kembali terdengar suara raungan sirine. Suaranya mengisi ke segala penjuru kota. Suara itu berasal dari rombongan konvoi mobil ‘Sang Pejuang’ Akil Mochtar yang mendapat kawalan ketat dari aparat keamanan. Mobil berderet sebanyak 10 mobil dan menuju ke pasar Sungai Durian, Kecamatan Kanan Hulu Kapuas Kabupaten Sintang.
Tiba di pasar, ‘Sang Pejuang’ disambut hangat warga. Ada yang seketika itu pula menyambutnya dengan lambaian tangan dan menunjukkan jemari metalnya. Ada yang berebut menyalaminya. Bahkan, ada pula yang ingin memeluk pemimpin yang sangat mereka cintai. ‘Sang Pejuang’ pun senang seraya membalasnya dengan senyuman mesra.
“Pak tolong perjuangkan nasib kami para pedagang kecil Pak. Tolong bantu saya dan banyak penjual pisang lainnya di kota ini. Kami yakin Pak Akil orangnya peduli dengan rakyat kecil,” kata Solihun kepada ‘Sang Pejuang’.
“Kami tukang becak di sini akan mendukung Pak Akil dan Pak Mecer menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalbar. Kalau sudah jadi gubernur, jangan lupa dengan rakyat kecil. Kami pasti mendukung Bapak,” kata Muhtadin, seorang tukang becak di pasar Sungai Durian.
Hal senada disampaikan teman seprofesi yang berada di dekatnya. “Rakyat kecil mohon diperhatikan ya Pak Akil,” kata Urip, tukang becak.
“Pak Akil kami tidak akan lupa dengan Bapak. Karena Bapak sering memperjuangkan nasib orang-orang Sintang. Mudah-mudahan Pak Akil diridhoi Allah menjadi gubernur. Amin,” kata Bu Slamet, yang kesehariannya berjualan sembako di pasar Sungai Raya.
Lain halnya dengan Tomo, yang kesehariannya berjualan daging. Ia berharap, agar duet Akil-Mecer terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Kalbar. Para pedagang kecil seperti dirinya, mohon dipinjamkan modal untuk mengembangkan usahanya. “Kami akan memilih Pak Akil dan Pak Mecer,” katanya.
“Pak Akil, kita sama-sama orang Hulu. Pasti saya dan keluarga akan memilih Bapak pada tanggal 15 November mendatang. Saya memang sejak dulu tetap memilih Bapak selaku wakil rakyat,” kata Aisyah, yang kesehariannya berjualan ikan Salai di pasar Sungai Durian.
Seorang pedagang ikan, mengemukakan dukungannya. “Alhamdulilah Pak. Kami para pedagang ikan di sini, tetap mendukung Pak Akil dan Mecer sebagai gubernur dan wakil gubernur. Kami rakyat kecil, mohon agar Bapak perhatikan nasib kami. Dan, kami akan coblos nomor 3 Pak. Pasti,” kata Peri, pedagang ikan.
Menurut penduduk yang ada di sana, walaupun tidak seberapa banyak, namun hasil penjualan ikan di sana lebih meningkat. Bila dibandingkan dengan beberapa waktu lalu. Mereka senang, Akil mau mengunjungi dan melihat kondisi riil tempat mereka mencari sesuap nasi buat keluarga. “Pak Akil, saya dan keluarga pasti mendukung Bapak,” tegas Hengki, seorang penjual ikan laut di pasar Sungai Durian.
Tak mau ketinggalan, Alin, penjual bumbu masakan. Ia berharap, agar duet Akil-Mecer mampu meningkatkan perekonomian rakyat, dan membawa Sintang ke arah semakin maju. “Kami di sini para pendukung setiamu Pak. Kami yakin Bapak yang akan terpilih,” ujarnya.
Sama hal dengan Nia, seorang pedagang sembako dan bumbu masakan. “Kami berharap agar Pak Akil, mau membantu modal usaha bagi kami, untuk terus mengembangkan usaha,” katanya.
Yanti, seorang pedagang sayur, tak lupa menyampaikan harapan dan pendapatnya. “Saya akan mendukung Bapak dalam pemilihan 15 November mendatang. Saya dan keluarga akan menusuk nomor 3. Biar Bapak bisa terpilih menjadi gubernur dan terus membela rakyat kecil,” kata Yanti.
“Rakyat kecil harus diperhatikan. Kami tahu Pak Akil dan Pak Mecer yang terus memperjuangkan nasib rakyat kecil. Maka dari itu saya dan keluarga tetap mencoblos Bapak,” kata Rumini, seorang penjual ayam.
Usai menyerap beragam aspirasi di Pasar Sungai Durian, ‘Sang Pejuang melanjutkan perjalanananya menuju pasar Sayur Tugu BI Tangjung Puri pada pukul 09.45 WIB. Akil disambut hangat oleh rakyatnya. Mereka lalu mendatangi Akil seraya memeluknya. Akil pun membalasnya dengan pelukan kerinduan seorang pemimpin terhadap rakyatnya.
“Saya berharap agar Sintang bisa tambah maju dan berjaya dimasa-masa yang akan datang. Terlebih nanti Pak Akil yang terpilih menjadi gubernur. Saya yakin Sintang dan Kalbar akan semakin berkembang,” kata Ika, seorang dara cantik yang berjualan sate dipasar itu.
Sama halnya dengan Sutinah, seorang penjual sayur. Ia berharap agar duet Akil-Mecer dapat senantiasa memperhatikan nasib rakyat kecil seperti dirinya. “Pak Akil tolonglah bantu kami dengan meminjamkan modal usaha. Kami sangat membutuhkan itu untuk mengembangkan usaha,” ujarnya.
“Para penjual tahu seperti saya dan banyak lagi penjual tahu lainnya mohon diperhatikan. Kalau bisa mohon Pak Akil dan Pak Mecer meminjamkan modal untuk kami meneruskan usaha,” kata Ria, seorang penjual tahu.
Kala ‘Sang Pejuang’ sedang asyik mengitari pasar dan menyerap beragam aspirasi. Tiba-tiba ada seorang wanita yang mengaku bernama Aina Wati. Dengan derai tangis, ia mendatangi ‘Sang Pejuang’. Dengan suara yang terbata-bata ia mengutarakan persoalannya kepada Akil. “Pak tolong suami saya Pak. Suami saya sudah 3 bulan masuk penjara. Dia hanya orang kecil yang mengambil upah mengangkut kayu dengan menggunakan kapal motor bandong dari Sintang ke Sanggau. Saya mohon Pak Akil mau memperjuangkan suami saya. Dia tidak bersalah Pak. Tolonglah saya,” lirihnya penuh harap kepada ‘Sang Pejuang’.
“Insya Allah. Jika suami ibu memang tidak terbukti bersalah, maka ia dapat dibebaskan dari penjara. Ibu harus tenang dan sabar serta banyak-banyak berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Akil menenangkan kegundahan rakyatnya.
Usai mengunjungi 2 pasar, ‘Sang Pejuang’ menyempatkan dirinya untuk menyerahkan infaq ke Panti Asuhan Muhammadiyah dan Panti Asuhan Yatim Piatu Mujahidin. Bantuan itu berupa beras, mie instan, daging, pasta gigi, sabun mandi, detergen. Akil berharap, infaq yang diberikannya dapat bermanfaat bagi panghuni Panti.
Kala mengunjungi dua Panti tersebut, ‘Sang Pejuang’ didampingi biduan cantik dari ibukota Jakarta, Evi Tamala, Ria KDI dan Ria Kondang In. Usai menyerahkan infaq, para biduan dan Akil menyempatkan foto bareng dengan anak yatim dan para pengurusnya.□
Kampanye Akil-Mecer
Endang Kusmiyati
Borneo Tribune, Sintang.
Puluhan ribu massa kembali memadati lapangan stadion Baning Sintang, Jumat (9/11) siang. Kali ini massa yang berkumpul di stadion utama Sintang ini, jumlahnya lebih banyak dan spektakuler, bila dibandingkan dengan kampanye pasangan kandidat lainnya. Massa pendukung Akil-Mecer datang dari berbagai daerah yang tersebar dari berbagai penjuru di Sintang. Apalagi kampanye Akil-Mecer merupakan kampanye terakhir bagi pasangan kandidat calon kepala daerah.
Berbeda dengan pasangan kandidat kepala daerah yang lain, yang selalu membuka kampanye dengan acara secara ceremonial. Akil yang mengaku lebih dekat dengan masyarakat karena telah berkunjung ke sekitar 1439 desa yang terdapat di Kalbar, langsung memanggil setiap jurkam yang telah ditentukan.
Di hadapan masanya, Akil meneriakan bahwa kemiskinan masih melanda Kalbar. Padahal, Kalbar mempunyai potensi sumber daya alam luar biasa. “Masyarakat Kalbar ini bagai ayam mati di lumbung padi,” teriaknya.
Terhadap kondisi tersebut, menurutnya diperlukan seorang pemimpin yang cerdas, inovatif dan kreatif. Ia juga mengatakan, bahwa apa yang akan diberikan kepada masyarakat adalah, sesuatu yang riil. Dalam hal kemiskinan, menurutnya pasanganya AR. Mecer tidak diragukan lagi dalam usahanya mengembangkan ekonomi rakyat. Yaitu dengan pengembangan credit union (CU) yang kini telah meraksasa di bumi Kalbar ini. Solusi lain yang disampaikan di hadapan puluhan ribu massanya adalah, masalah pendidikan.
Menurutnya, pendidikan yang bisa mengentaskan masalah kemiskinan.
“Sudah 62 tahun Negara kita merdeka, tapi di Kalbar ini 70 persen penduduknya baru tamat sekolah dasar,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menjanjikan akan memberikan pendidikan gratis kepada masyarakat Kalbar, hingga tamat SMA. Pendidikan gratis, buku bermutu dan jenjang pendidikan lebih tinggi. Menurutnya, jawaban atas berbagai persoalan pembangunan dan sosial di Kalbar ini.
Ia juga mengaku prihatin dengan kondisi Kalbar yang masih peringkat 3 provinsi termiskin di tanah air. Padahal, bila dibandingkan dengan provinsi lain, Kalbar jauh memiliki potensi yang lebih besar.
Terkait masalah pemekaran, ia juga meyakinkan warga Sintang, bahwa pemekaran Kapuas Raya menjadi prioritas program yang akan diperjuangkan. Hal itu telah dibuktikan dengan perjuangannya memekarkan Kabuparten Melawi dari Kabupaten Sintang.
Sementara AR Mecer atau yang lebih dikenal sebagai Pak Uban mengatakan, bahwa ibarat hendak pergi memancing ikan, dirinya dan Akil Mochtar tidak mungkin bisa mendapatkan ikan, jika tanpa membawa perlengkapan menangkap ikan.
“Betul tidak?” katanya.
Pertanyaannya langsung dijawab dengan pernyataan “betul” secara kompak oleh para pendukungnya. Ia menjelaskan, untuk memimpin Kalbar, tidak mungkin dirinya dan Akil Mochtar tidak mempunyai modal dan perencanaan yang bagus.
Ia juga menegaskan, bahwa perjuangan dan pembangunan yang akan dilakukan, semuanya diniatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalbar.
Hal itu telah ia buktikan dengan credit union. Credit union menurutnya adalah instrumen pembangunan, untuk mensejahterakan rakyat.
Jurkam lain yang juga menyampaikan orasinya adalah Ahmadi, ketua Persatuan Anak Transmigran (PATRI). Di hadapan pendukung Akil yang juga didukungnya secara lembaga, ia mengatakan bahwa Akil adalah gubernurnya warga transmigran. Ia juga mengatakan, Akil adalah satu-satunya calon gubernur yang mengerti, tahu dan ikut merasakan kesusahan warga transmigran.
“Bapak-bapak, Ibu-ibu mohon nyuwon dukungan buat Bapak Akil-Mecer. Mboten wonten calon lain ingkang didukung warga transmigran, selain pasangan nomor tigo,” tegasnya.
Puluhan ribu massa yang memadati lapangan bola stadion Baning semakin semangat dan turut bergoyang dengan iringan lagu. Yang dinyanyikan oleh artis ibu kota, Evie Tamala, Ria Kondang In, dan Ria KDI. Dengan tiga jari tangan teracung ke atas, seperti tanda jari yang digunakan oleh para anak-anak metal.
Massa semakin kencang bergoyang dan melompat-lompat. Sekitar pukul 16.00 wib, kampanye berakhir. Seiring itu juga, tetes-tetes hujan turun membasahi bumi Sintang. Puluhan truk pengangkut massa beriringan memadati jalan stadion Baning menuju jalan lintas Melawi. Akibat banyaknya truk pengangkut massa, laju lalu lintas di jalan utama Kota Sintang, bergerak dengan lambat.
Akil-Mecer, benar-benar menghadirkan massa terspektakuler di bumi Senentang Merah, di antara calon lainnya.□
Friday, November 9, 2007
Duet Akil-Mecer
AndryBorneo Tribune, Melawi
Kemana pun gerak langkah ‘Sang Pejuang’ pergi, secercah harapan dan asa dari rakyat kecil, tak pernah lekang dari jejak kakinya. Suara-suara itu terus bergema, dan tak tergerus sekalipun oleh dentuman meriam. Selama suara itu tak pernah didengar oleh para pemimpinnya. Namun ‘Sang Pejuang’ Akil-Mecer selalu mendengar dan berjuang demi mereka. Demi rakyat yang ia cintai. Di Kota Juang (Nanga Pinoh) KabupatenMelawi, duet Akil-Mecer pun diguyur beragam harapan dan keinginan dariorang yang senantiasa mereka cintai.
“Pak Akil dan Pak Mecer harus membuat masyarakat di sini cerdas, sepertidirinya. Dan juga harus memperbaiki jalan dan menyediakan lapanganpekerjaan bagi kami,” tegas Susanto (49), yang sehari-hari bekerja sebagaiburuh di pasar. Lain halnya dengan Ida (50). Pedagang minuman di seputaran lapangan Bola Kecamatan. Ia menginginkan duet Akil-Mecer dapat melakukan perubahan di segala sektor.
“Tetapi yang terpenting adalah, persoalan listrik dan sarana jalan yang mesti menjadi skalaprioritas,” katanya. Sama halnya dengan Darmaji (34), penjual sosis. Ia menuturkan, agar duet Akil-Mecer memperbaiki persoalan listrik yang hampir setiap harinya padam di kota ini. Selain itu, sulitnya untuk memperoleh air bersih, juga menjadi persoalan yang hingga saat ini, masihmenyelimuti masyarakat Pinoh.
“Jadi, Pak Akil dan Pak Mecer, tolonglah perjuangkan hal itu bagi warga Pinoh,” katanya dengan lirih dan penuh harap. Komentar senada juga lahir dari Rita (33), penjual minuman di pasar Pinoh. Ia berharap agar harga sembako bisa diturunkan. Selain itu, ia juga meminta agar jalan yang menuju Sintang ke Nanga Pinoh, untuk segera diperbaiki.
“Yang pasti saya akan memilih Pak Akil dan Pak Mecer pada 15 November nanti,” katanya. Lain halnya dengan Eko (30). Dia penjual es krim yang menggunakan sorong. Ia berharap, pasangan ini bisa memperbaiki persoalan listrik, dan setiap harinya mendera warga pinoh dan sekitarnya. “Jadi tolonglah Pak, agar listrik di sini segera diperbaiki. Kami akan memilihmu. Pasti,” tuturnya. Nasri (35), dalam kesehariannya sebagai penjual mainan anak-anakmengharapkan, agar persolan pendidikan dan kesehatan di Kabupaten Melawibisa digratiskan.
Menurutnya, hal itu sangat membantu bagi masyarakat kecil. “Jadi tolonglah Pak Akil dan Pak Mecer,” katanya. Sama halnya dengan Mukran (35), yang biasa berjualan barang kelontong. Ia berharap, persoalan listrik di Melawi bisa segera dituntaskan. “Karena persoalan listrik mempunyai dampak yang sangat banyak dalam kehidupan rakyat kecil,” katanya. Eko Firmansyah (14), penjualan sosis berharap, jalan yang rusak diperbaiki.
Begitu pun dengan Imelda (30). Penjual mainan anak-anak ini berharap, jalan yang rusak segera diperbaiki dan sarana pendidikan, serta kesehatan juga diperhatikan demi rakyat kecil.“Intinya lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan persoalan listrik di Kabupaten Melawi harus diatasi. Kami akan mendukungmu Pak Akil dan Pak Mecer,” pungkas Imelda.
Begitu banyak permasalahan masih mengantung dan tak terselesaikan yang dirasakan masyarakat. Karenanya, warga memiliki harapan begitu besar pada Akil Mochtar dan AR Mecer. Orang yang telah memiliki segudang pengalaman dan kemampuan. □
*Kampanye Akil-Mecer di Zona IV
AndryBorneo Tribune, Melawi
Sorak sorai membahana membelah langit Kota Juang Melawi. Iramanya bagai mengantar seorang pahlawan menuju medan pengabdian dan perjuangan. “Akil-Mecer Siapa yang punya. Akil-Mecer siapa yang punya. Akil-Mecer siapa yang punya, yang punya kita semua,” Suara gembira dan yel-yel yang menggaungkan nama besar ‘Sang Pejuang’ duet Akil-Mecer tak henti-hentinya digaungkan massa kampanye. Yang berjumlah tak kurang dari65.000 jiwa.
Mereka membanjiri lapangan Kecamatan, Desa Pal, KecamatanNanga Pinoh, Kabupaten Melawi, kala pasangan calon gubernur dan wakilgubernur Kalbar dengan nomor urut 3, menggelar kampanye terbuka, Kamis(8/11) kemarin.
Walau diguyur hujan lebat, tak sejengkal pun massa kampanye ‘Sang Pejuang’ beranjak dari tempatnya semula. Duet Akil-Mecer pun rela berhujan ria, bersama rakyat yang mereka cintai. Sejak pukul 13.00 WIB, massa telah berbaris di sepanjang jembatang Pinohsampai menuju lokasi kampanye. Seperti biasanya, massa kampanye ‘SangPejuang’ membawa beragam atribut kampanye mereka. Mulai dari baju kaos,topi, pin, selayer, bendera dan lainnya.
Dalam kampanye itu, hadir Ketua DPD PPDI Kalbar, H Darwis Abu Bakar. Ketua DPD Pelopor Kalbar, Rapael Sahyudi. Ketua Koalisi Rakyat Kalbar Bersatu, Silvianus Sungkalang. Ketua DPD PKPI Kalbar, H Salman Jiban. H Hadari H Majri. Ketua DPD PATRI Kalbar, Akhmadi. Tak hanya itu, biduan cantik dari ibukota, Evi Tamala, Ria KDI, Ria Kong Dang In pun diboyong ke Kota Juang. Begitu pula dengan dua artis dari Kota Pontianak, Reni dan Umi.
Saya pun merasa terpana menyaksikan peristiwa itu. Besar kecil, tua muda, lelaki dan perempuan, tumpah ruah menantikan kehadiran ‘Sang Pejuang’ duet Akil-Mecer. Massa kampanye berasal dari Kecamatan Sayan, Sokan, Tanah Pinoh, Ela, Manukung, Belimbing dan Kota Nanga Pinoh. Seketika itu pula, Nanga Pinoh yang juga dikenal sebagai Kota Pejuang berubah menjadi lautan manusia.
“Sang Pejuang memang punya kharismatik,” gumam saya dalam hati. Bagi masyarakat Kabupaten Melawi, ‘Sang Pejuang’ duet Akil-Mecer takhanya dikenal sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar.Yang akan meramaikan pesta akbar demokrasi yang bakal digelar 15November mendatang.
Namun, keberadaan ‘Sang Pejuang’ di Kota JuangNanga Pinoh, teramat istimewa dan penting bagi masyarakat. Karena HM AkilMochtar merupakan pelaku sejarah pembentukan Kabupaten Melawi, hasil pemekaran dari Kabupaten Sintang.
Sebagai inisiator dan berada di Komisi II, yang membidangi pemerintahan dalam negeri, aparatur, UU dan pertahanan, Akil terkenal seorang yang keras, saat mengusulkan dan memperjuangkan hal ini di dalam forum DPR RI Senayan Jakarta. Alhasil, dia dipercaya selaku Ketua Panja (panitia kerja) dan didaulat memimpin sidang dalam paripurna, gunapembahasan pembentukan kabupaten ini.
Hasil kerja keras dan sifatnya yang pantang menyerah, akhirnya perjuangan itu berhasil. Akil turut menandatangani UU pembentukan Kabupaten Melawi, pada 2002. Tak hanya berjuang keras guna melahirkan Kota Juang maupun Melawi, Akilterus berkeliling ke desa-desa yang terdapat seantero Kabupaten Melawi,guna menyerap aspirasi dari rakyatnya. Apakah esensi pemekaran ituberguna atau malah sebaliknya.
Dalam orasi politiknya, ‘Sang Pejuang’ menuturkan, saat ini banyakpahlawan kesiangan yang membusungkan dada, seraya mengatakan, mereka yangberjuang membentuk Kabupaten ini. Hal itu biasa terjadi. Namun, orang yang mengerti dengan sejarah terbentuknya Melawi, maka ia tentu mengenal ‘Sang Pejuang’ Akil Mochtar. “Saya turut menandatangi Undang-undang pembentukan Kabupaten Melawi. Karena itu kewajiban saya kepada semua masyarakat Kalbar dan rakyat Indonesia,” tegasnya, seraya disambut riuhnya tepukan.
Selain itu, ‘Sang Pejuang’ juga menjamin di hadapan puluhan ribu massakampanyenya, apabila masyarakat mempercayai duet Akil-Mecer selakugubernur dan wakil gubernur Kalbar, maka selama 5 tahun listrik diKalbar tidak akan mati. Tak hanya itu, masyarakat Kalbar juga akanmenikmati pendidikan dan kesehatan secara gratis, selama kepemimpinanduet ‘Sang Pejuang’ Akil-Mecer.
“Insya Allah. Apabila saya dan Pak Mecer terpilih menjadi gubernur. Maka hal itu langsung kami buktikan. Mari satukan langkah lakukan perubahan bagi rakyat Kalbar,” serunya lagi. Satu minggu lagi masyarakat Kalbar akan memilih pemimpin daerah ini. Maka dari itu, rakyat Kalbar harus bersatu untuk meraih kesejahteraan. “Saya telah berjuang selama 20 tahun bersama rakyat kecil melalui Credit Union (CU).
Jika saya dan Pak Akil terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur, maka saya yakin CU akan semakin berkembangsekitar 20 persen,” kata Mecer. Pak Uban ini menambahkan, ibarat orang yang mau pergi menangkap ikan, duet Akil-Mecer telah memiliki beragam perlengkapnya. Seperti pancing, pukat, jala dan lain sebagainya. “Maka dari itu kami akan berjuang untuk masyarakat Kalbar,” pungkas AR Mecer.□
Thursday, November 8, 2007
*Kampanye Zona I Akil-Mecer
Budi Rahman
Borneo Tribune, Pontianak
Guyuran hujan tak mengurungkan niat dan semangat Akil-Mecer mania, untuk bergabung di kampanye monologis sang Cagub nomor urut 3 di Pelataran Stadion Sultan Syarif Abdurrahman (SSA), Pontianak. Selasa (7/11), di halaman SSA yang basah tergenang air, massa fanatik Akil-Mecer tetap berjingkrak menikmati suguhan artis dangdut yang menghangatkan suasana. Di hadapan pendukung setianya, Akil menyampaikan rencana dan strategi pembangunan Kalbar, di bawah kepemimpinannya jika terpilih, kelak.
Dengan kemampuan retorika dan penguasaan materi yang ulung, Akil dengan fasih memaparkan visi dan misinya. Penampilannya yang flamboyan, membuat massa sudi berbasah-basahan mendengar orasi politik sang Cagub. Kemarin, Akil tampil gaul dengan balutan celana jins dan kaos bergambar dan bernomor dirinya. Bertambah padu dengan paduan topi koboynya. Penampilannya semakin membuat sosok hangat ini, terlihat sebagai pejuang sejati.
Berbeda dengan sebagian Cagub lain, beragam materi kampanye disampaikan langsung oleh Akil. Dengan bahasa politik yang menggigit dan gaya yang mempesona, membuat Akil terlihat tanpa jarak dengan massa pendukungnya.
Kondisi kemiskinan dan kebodohan yang masih melilit Kalbar selama ini, menjadi persoalan yang dikupas habis oleh Akil bersama pasangannya AR. Mecer. Mereka punya solusi-solusi cerdas untuk menanggulangi setumpuk persoalan yang mendera Kalbar selama ini. Kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan SDM, menjadi fokus perhatian pasangan Akil-Mecer.
“Kita ingin menciptakan SDM yang cerdas dan unggul,” tegas Akil Mochtar.
Untuk mengatasi persoalan kemiskinan yang hari ini menjadi predikat melekat pada Kalbar, Akil mengatakan telah mendapatkan mitra yang sangat tepat. Dialah Anselmus Robertus Mecer. Bapak ekonomi kerakyatan yang kiprahnya di CU (Credit Union). Dia telah termasyhur. Tak hanya di Kalbar, juga di Indonesia. Akil yakin dengan kolaborasinya bersama sang Cawagub, persoalan kemiskinan di Kalbar dapat teratasi.
Lepas Akil berorasi politik dengan lincah, jurkam nasional yang terdiri dari tokoh partai pendukung Akil-Mecer unjuk diri. L. Sahar, Sekjan DPP Partai Bulan Bintang dengan lantang menyebut berbagai persoalan di Kalbar saat ini, bisa diatasi dengan duet kepemimpinan Akil-Mecer.
“Penduduk Kalbar yang tidak lulus SD sampai 75 persen. Kondisi pendidikan Kalbar ini masih jauh dari kemajuan, dibanding provinsi asal saya, Nusa Tenggara Timur saja masih kurang,” tegas Sahar.
Usai orasi Sahar yang membakar, Akil kembali mengenggam mikropone. Dengan gaya seorang motivator ulung, Akil memberi contoh ironi pembangunan yang sangat dekat dengan lokasi kampanye.
“Hari ini menjadi saksi kita kampanye di GOR. Tapi anak-anak kita justru semakin menurun, bahkan nyaris tidak ada,” kata Akil. Dulu, Kalbar dikenal dengan prestasi atlet-atletnya di cabang olah raga balap sepeda, gulat, atletik bahkan terjun payung. Tapi sekarang, jangankan prestasinya, atlitnya saja tidak diperhatikan,” kata Akil. Kepada massanya, Akil berikrar. Bilamana kelak terpilih, ia akan membenahi dan memperhatikan prestasi olah raga dan atlet-atlet Kalbar.
Terasa sangat memang ungkapan Akil Mochtar terhadap masalah yang satu ini. Dari sekian banyak kandidat yang sudah berkampanye di halaman SSA ini, rasanya belum ada yang menyindir sektor olahraga ini. Olahraga memang terkesan tidak terlalu hebat, untuk dijadikan isu kampanye.
Tapi jika bidang yang kecil ini juga luput dari perhatian, apalagi urusan yang besar-besar?□
Wednesday, November 7, 2007
AKIL-MECER BERJANJI SEJAHTERAKAN MASYARAKAT KALBAR
Calon Gubernur Kalimantan Barat 2008-2013, pasangan HM Akil Mochtar - AR Mecer berjanji akan mensejahterakan masyarakat jika terpilih memimpin daerah tersebut. Kampanye terbuka pasangan HM Akil Mochtar - AR Mecer berlangsung di Stadion Opu Daeng Manambon di Kecamatan Mempawah Hilir, Kota Mempawah, Kabupaten Pontianak, Selasa.
Apakah kita masih mempertahankan ‘prestasi’ itu dan apakah kita tak malu disebut provinsi termiskin di Pulau Borneo ini? Itu buah dari pemimpin yang terbukti dan teruji memiskinkan kita, rakyat Kalbar,” ujar Akil berapi-api yang disambut aplaus kemudian pengacungkan tiga jari gaya metal anak muda, oleh peserta kampanye.
Semua titik kampanye terbuka Akil Mochtar dan A.R. Mecer tampil sebagai juru kampanye. Begitu pun di Stadion Opu Daeng Manambon. Tak ada raut keletihan dan suara serak pada pasangan serasi ini walaupun telah berkampanye di tiga zona – tinggal kampanye Kota Pontianak hari ini—, dan hanya menyisakan satu zona yakni zona empat meliputi Kabupaten Melawi, Sintang dan Kabupaten Kapuas Hulu. Pasangan Akil-Mecer akan menutup masa kampanyenya di Kabupaten Kapuas Hulu, tempat kelahiran Akil Mochtar.
Usai berkampanye di Mempawah, Kabupaten Pontianak, siang itu juga pasangan Akil-Mecer menuju Kabupaten Kubu Raya. Lapangan Mutiara, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, dipilih sebagai arena kampanye terbuka. Belum sempat Akil Mochtar dan Arifin Maloko, pengurus DPP Partai Bulan Bintang, menyampaikan orasi politiknya, cuaca yang tadinya mendung berubah menjadi hujan.
Tapi Akil dan Arifin Maloko, tetap menyampaikan orasinya yang berapi-api. Peserta kampanye ‘dibius’ tidak beranjak dari tempatnya. Lagi-lagi Akil menyampaikan isi kampanye soal kemiskinan yang didera rakyat Kalbar, buruknya infrastruktur, masih buruknya pelayanan publik, dan ia sebagai pelaku sejarah terbentuknya Kabupaten Kubu Raya.
“Bukan rahasia umum terbentuknya Kabupaten Kubu Raya berkat andil siapa. Sayalah yang menerima wakil-wakil masyarakat di wilayah ini ketika mereka datang ke DPR-RI. Saya ikut berjuang dan sebagai saksi sejarah. Karena saya ikut menandatangani terbentuknya kabupaten hasil dari pemekaran Kabupaten Pontianak itu,” tegas Akil, sang pejuang itu.
Tepat pukul 16.00 Wib, acara kampanye terbuka langsung ditutup Akil. Peserta kampanye sekitar 35 ribu itu berangsur-angsur meninggalkan arena kampanye yang masih diguyur hujan. Akil dan Mecer pun buru-buru meninggalkan lokasi kampanye karena ditunggu kru TVRI Kalbar guna mengisi acara dialog khusus yang ditayangkan secara langsung itu. Antara□
Kampanye Terbuka Akil-Mecer
Johan Wahyudi/ Tanto Yakobus
Borneo Tribune, Mempawah
Pagi beranjak siang. Sengatan matahari mulai terasa. Namun itu tidak menghalangi ribuan massa untuk menyaksikan kampanye terbuka pasangan sang pejuang, Akil-Mecer, Selasa (6/11) kemarin.
Sekitar pukul 09.00, massa secara bergelombang dengan menggunakan truk, mobil pribadi dan sepeda motor memasuki arena kampanye. Alhasil, tribun tampak dipenuhi oleh massa. Namun ribuan lainnya setiap berjingkrak-jingkrak di depan panggung yang dipasang di tengah lapangan lapangan Stadion Opu Daeng Manambon, menghadap tribun.
Sambil menunggu kedangan kandidat gubernur nomor urut 3, massa dihibur artis ibukota. Mereka tak sabar menyambut kedatangan serta melihat langsung pasangan yang diidolakan dan diyakini bisa melakukan perubahan di segala bidang di Kalbar.
Tepat pukul 09.30, rombongan Akil-Mecer tiba di lokasi kampanye dan langsung disambut yel-yel para pendukung, “Hidup Akil-Mecer, coblos nomor tiga,” riuh-rendah ribuan massa secara serempak tanpa dikomando sambil mengimbarkan bendera Akil-Mecer dengan mengacungkan tangan ke atas dengan telunjuk dan jari manis ditekukan sehingga membentuk angka tiga.
Bahkan slogan satu buka lipatan, dua lihat gambarnya, tiga tusuk gambarnya dan empat memasukan ke kotak suara yang menandakan untuk mengingatkan ribuan massa pendukung fanatik tersebut 15 November nanti harus mencoblos nomor tiga Akil-Mecer.
Rombongan ini juga membawa tiga penyanyi dangdut ibu kota, yaitu Iis Dahlia, Ria KDI dan Ria Kondang In membuat susanan semakin meriah. Orang tua, muda bahkan anak-anak semakin memadati lapangan Opu Daeng Manambon tersebut.
Bahkan terlihat spanduk besar dari masyarakat Kecamatan Segedong, Kabupaten Pontianak, terpasang di depan tribun Opu Daeng Manambon menyatakan satukan langkah lakukan perubahan.
Ingin menghibur pendukungnya, sebelum menyampaikan orasi dan janji-janji politiknya. Para pendukung Akil-Mecer dihibur dengan suara emas biduan wanita Iis Dahlia, sehingga para pendukung tidak merasakan teriknya matahari dan tidak memedulikan kondisi lapangan yang becek. Mereka dengan antusias mengacungkan tangan dengan jemari membentuk angka tiga para pendukung terus berjoget dan berjingkrak-jingrak mengikuti alunan lagu dibawakan Iis Dahlia. Setelah itu dilanjutkan lagi Ria Kondang In dan Ria KDI yang membawa semua pendukung larut dalam kegembiraan.
Namun saat Akil-Mecer akan menyampaikan orasinya baru menyampaikan sepatah dua patah kata sempat terjadi kerusakan teknis arus listrik di panggung sehingga membuat yang berada di panggung terkejut dan spontan semua sound sistem maupun alat elektronik tidak dapat berfungsi. Dengan sigap para teknisi bekerja cepat memperbaiki kerusakan tersebut dan ribuan pendukung tetap setia menanti sang pejuang menyampaikan visi dan misinya sambil mengelu-elukan sang idola.
“Kita yang merencanakan tapi Tuhan yang menentukan segalanya,” kata Akil menyapa para pendukungnya setelah kondisi kembali normal.
Dalam orasinya Akil, lebih menekan pada peningkatan taraf hidup masyarakat yang masih berada di garis kemiskinan, tingkat pengangguran tinggi, pendidikan dan kesehatan yang masih memprihatinkan.
“Rakyat Kalbar masih miskin, jalan banyak rusak parah dan listrik sering padam maka Kalbar butuh pemimpin baru. Apalagi saya sudah sering pergi berbagai pelosok menyaksikan betapa memprihatinkan kondisi masyarakat kita,” katanya.
Lanjutnya lagi, Dia akan meningkatkan pendidikan yang merupakan sektor utama peningkatan sumber daya manusia di Kalbar yang masih sangat tertinggal dimana dari 4,9 juta penduduk Kalbar 3 juta jiwa tidak tamat SD. Bahkan di bidang kesehatan biaya pengobatan sangat mahal yang semestinya masyarakat bisa berobat gratis.
“Jika Kalbar ingin maju masyarakatnya harus pintar, pemerintah harus siap menggratiskan biaya sekolah, mempersiapkan tenaga guru, memperbaiki kondisi sekolah dan buku yang berkualitas,” kata dia.
Sebab selama ini buku-buku yang kita miliki sudah kedaluwarsa sehingga banyak masyarakat kita berada dalam kebodohan. Dan sampai 62 tahun kemerdekaan biaya pengobatan masih mahal walaupun banyak pemimpin yang sudah teruji dan terbukti tetapi Kalbar masih berada di bawah garis kemiskinan sehingga berada di urutan 27 termiskin dari 30 provinsi di Indonesia.
Tidak ketinggalan Mecer sebagai pendamping sang pejuang yang terkenal dengan lewat Credit Union membangun perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalbar.
“Tingkat kesejahteraan masyarakat Kalbar masih rendah, banyak masyarakat hanya tamatan SD dan masih terdapat gizi buruk dan Kita siap memberikan kenyataan sesuai harapan dengan memberdayakan ekonomi rakyat,” katanya.
Massa pendukung tetap tidak beranjak pergi bahkan semangat semakin terbakar saat pengurus pusat Partai Bulan Bintang, Syarifin Maloko, sebagai juru kampanye menyampaikan orasinya dengan agar pendukung tetap tidak berubah tujuan tetap mendukung sang pejuang untuk memimpin dan membangun Kalbar ke arah yang lebih baik.□
Tuesday, November 6, 2007
Puluhan Ribu Konstituen Hadiri Kampanye Sang Pejuang
Borneo Tribune, Ketapang
Usai membius massa di Pesaguan, ‘Sang Pejuang’ duet Akil-Mecer kembali menggelar kampanye terbuka di Lapangan Bola Sepakat, Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang. Raungan sirine dari mobil aparat keamanan yang melakukan pengawalan konvoi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar, perlahan-lahan membuat masyarakat menyemut dan menempati lokasi kampanye.
Begitu juga dengan massa yang masih berada di pinggir jalan. Seketika itu pula, beranjak dan menyeruak di lokasi kampanye. Massa merangsek masuk dari berbagai penjuru. Membuat yang berada di hadapan saya, seketika berubah menjadi lautan manusia. Mulai dari orang tua sampai yang masih belia, berlomba-lomba mencari posisi strategis guna menyaksikan calon pemimpin mereka. Warga ingin ketemu dengan calon pemimpin yang bakal membawa perubahan. Pemimpin muda yang penuh semangat dan vitalitas. Dia juga hadir dengan membawa biduan cantik dari ibukota, Iis Dahlia, Ria KDI dan Ria Kondang In.
Semula ada kekhawatiran dalam diri saya, ketika melihat massa yang berjumlah tak kurang dari 50.000 jiwa itu, meneriakkan yel-yel ‘hidup Akil-Mecer’. Ada pula yang mengibar-ngibarkan bendera. Namun, tidak sedikit pula yang tidak henti-hentinya melantunkan lagu ‘Akil-Mecer siapa yang punya. Selama mengikuti kegiatan, ada juga massa yang berteriak meminta air minum, seraya berjingkrak-jingkrak. Ada yang mulai tak karuan. Namun, berkat kesigapan aparat keamanan, sesuatu yang tidak diinginkan tak pernah terjadi. Ditambah lagi himbauan dari ‘Sang Pejuang’ Akil-Mecer.
“Kita semua adalah bersaudara. Maka dari itu, kita harus tertib dan saling menghormati antara satu dengan yang lain. Hormati dahulu orang lain, bilamana engkau hendak dihormati orang lain,” seru Akil-Mecer, dihadapan puluhan ribu massa fanatiknya. Anehnya, seketikan itu juga, massa menjadi semakin terkendali. “Hebat gumamku dalam hati”. Ada karisma pada setiap yang diucapkan.
Lantunan lagu dangdut yang indah dari Iis Dahlia, Ria KDI dan Ria Kondang In, semakin menambah semaraknya kampanye terbuka Akil-Mecer. Massa semuanya merasa puas dan terhibur. Selain itu, ada seorang penonton yang diajak Ria KDI untuk tampil di atas pentas, menemaninya untuk berjoget. Sontak orang banyak yang berkelakar memandang orang tersebut, bagaikan pelawak saat berjoget di atas pentas.
Akil didaulat untuk menyampaikan orasi politiknya oleh MC. Ia mengatakan, bahwa sudah sepatutnya masyarakat Kalbar memilih pemimpin yang cerdas serta inovatif, guna melakukan pembangunan demi kemajuan, serta kesejahteraan bagi rakyat Kalbar. “Kita perlu pemimpin yang tegas dan berani. Kita perlu bersatu untuk meraih kemajuan Kalbar. Maka dari itu, marilah kira satukan langkah lakukan perubahan,” seru Akil. Kalimat tersebut langsung disambut dengan riuh sorak sorai, dari massa yang menjejali lapangan itu.
“Saya adalah calon gubernur termuda dari calon lainnya. Saya tidak mau muluk-muluk berjanji kepada masyarakat. Namun, bilamana saya terpilih menjadi gubernur, maka sudah barang tentu saya akan melakukan perubahan di Kalbar,” tegasnnya.
Ia dengan tajam mengkritisi beragam persoalan yang senantiasa menyelimuti Kalbar. Sebut saja persoalan pendidikan, kelistrikan, kesehatan, sarana dan prasarana yang masih sangat terbatas.
Lain halnya dengan Mecer. Mantan dosen matematika ini menyerukan, agar masyarakat mau memberikan kesempatan bagi duet Akil-Mecer. Ia menuturkan, ia termasuk orang yang pendiam dan tidak banyak omong. Namun, masyarakat tentu mengenal jejak-jejak langkahnya sebagai ‘Bapak perekononian yang berhasil dengan teguh mempelopori, serta memperjuangkan bentuk credit union (CU) kepada masyarakat.
Ia mengaku telah bergelut dengan bidang ini selama 20 tahun. Namun, ia merasa sedih, karena di Kalbar masih belum banyak orang mengetahui tentang CU. “Apabila masyarakat mau memberikan kepercayaan kepada kami untuk membangun. Maka saya yakin CU akan semakin berkembang secara signifikan sekitar 20 persen. Mudah-mudahan rakyat mau memberikan kepercayaan kepada kami berdua,” kata ‘Sang Pejuang’. □
‘Sang Pejuang’ yang Populer di Mata Rakyat
Andry
Borneo Tribune, Ketapang
Pemandangan yang ada di hadapan saya, sungguh menggetarkan. Sedari pagi, 09.20 wib, puluhan ribu orang telah menunggu di lapangan Rahadi Usman, Ketapang. Dengan beragam atribut, seperti bendera, slayer, stiker, baju kaos dan lainnya menantikan kehadiran ‘Sang Pejuang’ duet Akil-Mecer. Calon pemimpin ini, sebelumnya menggelar kampanye terbuka di Desa Pesaguanm, Kecamatan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, Senin (5/11) kemarin.
Tatkala corong pengeras suara di bandara itu mengabarkan, bahwa orang yang telah mereka nanti-nantikan telah tiba, seketika itu pula mereka bersorak sorai. Bergembira. Ada yang berjingkrak-jingkrak, ada pula yang melantunkan yel-yel ‘Akil-Mecer siapa yang punya. Akil-Mecer siapa yang punya. Akil-Mecer siapa yang punya, yang punya kita semua’. Suara yang terdengar begitu kompak.
‘Sang Pejuang’ yang popular di mata rakyat ini, sembari melepaskan senyuman, lantas melambai-lambaikan tiga jemari sebagai simbol anak muda, ‘Metal’.
Tak mau menyia-nyiakan waktu, aparat keamanan langsung memimpin rombongan tersebut menuju ke Pasuguan Kanan. Tepatnya di lapangan bola Pasaguan Kanan. Yang terletak sekitar 30 km dari pusat kota. Perjalanan ke sana memerlukan waktu sekitar 45 menit. Massa yang berada di bandara tidak mengikuti. Hanya terlihat konvoi mobil rombongan menuju ke sana.
Sekitar 2 km sebelum memasuki lokasi, massa telah membanjiri lokasi. Mereka berbaris layaknya tentara yang mengikuti upacara gelar pasukan yang lazim kita lihat. Massa meluber sampai di kiri dan kanan bahu jalan. Akil-Mecer terlihat menurunkan kaca kendaraan yang mereka tumpangi, seraya kembali melambai-lambaikan tangannya. Akil-Mecer disambut hangat oleh konstituen mereka. ‘Sang Pejuang’ disambut layaknya pahlawan. Tidak kurang dari 35.000 massa hadir dalam kampanye tersebut.
Kehadiran duet Akil-Mecer juga membawa biduan cantik dari ibukota Iis Dahlia, Ria KDI dan Ria Kon Dang In, turut menyertai ‘Sang Pejuang’ menghiburkan rakyat mereka.
Dalam orasi politiknya, Akil mengemukakan alasan mengapa rakyat mesti memilih gubernur dan wakil gubernur baru. Hal itu dikarenakan kondisi riil Kalbar masih sangat jauh tertinggal, bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Sebut saja dengan Kalimantan yang lainnya. Kalbar menempati posisi yang paling buntut, yaitu keempat.
“Jadi rakyat Kalbar perlu perubahan yang nyata. Bukan hanya wacana saja. Mari satukan langkah lakukan perubahan,” seru Akil dengan lantang, seraya disambut dengan riuhnya tepukan.
‘Sang Pejuang’ menambahkan, bahwa kondisi kelistrikan di Kalbar juga masih morat-marit. Sebulan hidup sebulan mati. Bagaimana mau melakukan pembangunan bila tidak didukung dengan sarana listrik yang baik. “Listrik merupakan tanggungjawabnya PLN. Namun, seorang pemimpin tentu dapat mengeluarkan kebijakan demi rakyatnya. Bukan hanya menanti dan menunggu. Tetapi harus aktif mencarikan solusi cerdas bagi rakyatnya,” kata Akil.
Permasalahan pendidikan juga tak lepas dikritisinya. Saat ini, banyak fasilitas dan kurikulum yang dipergunakan telah kadaluarsa. Jadi, banyak anak-anak bangsa ini yang sangat minim ilmu pendidikan. Hal ini diperparah dengan kondisi dunia kesehatan yang masih belum berpihak kepada masyarakat kecil. “Bilamana saya dan Pak Mecer terpilih, maka saya akan memberikan pelayanan sekolah gratis, dan pelayanan kesehatan yang memadai kepada masyarakat Kalbar,” ujarnya.
Lain halnya dengan Mecer, mantan dosen matematikan ini menyerukan, agar masyarakat mau memberikan kesempatan bagi duet Akil-Mecer. Ia menuturkan, termasuk orang yang pendiam dan tidak banyak omong. Namun, masyarakat tentu mengenal jejak-jejak langkahnya sebagai ‘Bapak perekononian yang berhasil dengan teguh mempelopori serta memperjuangkan bentuk credit union (CU) kepada masyarakat.
Ia mengaku telah bergelut dengan bidang ini selama 20 tahun. Namun, ia merasa sedih, karena di Kalbar masih belum banyak orang mengetahui tentang CU. “Apabila masyarakat mau memberikan kepercayaan kepada kami untuk membangun. Maka saya yakin, CU akan semakin berkembang secara signifikan sekitar 20 persen. Mudah-mudahan rakyat mau memberikan kepercayaan kepada kami berdua,” seru putra Ketapang ini santun.
Duet Akil-Mecer tak henti-hentinya mengimbau kepada masyarakat luas, agar tetap menjaga suasana kondusif. Jangan mudah terprovokasi dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. “Mari kita sukseskan Pilgub 15 November mendatang. Dengan semangat perubahan. Satukan langkah lakukan perubahan,” kata pasangan dengan nomor urut 3, ini. □
Monday, November 5, 2007
‘Sang Pejuang’ yang Populer di Mata Rakyat
Akil-Mecer ‘Sang Pejuang’, demikian konstituen biasa menyapa keduanya kala mengitari 1.300 desa dari 1.465 desa. Yang tersebar di seantero Kalbar. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar bernomor urut tiga ini, memang sangat populer di mata rakyat. Jauh hari sebelum maraknya genderang pesta akbar demokrasi 15 November nyaring ditabuhkan, duet Akil-Mecer senantiasa turun menyaksikan secara langsung nasib rakyat, seraya menerawang kehidupan mereka sehari-harinya.
Profil singkat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar
H. M. Akil Mochtar, SH, MH
Tanggal: 18 Oktober 1960
SMA Muhammadiyah Pontianak
Sarjana Hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak
Magister Hukum Universitas Padjajaran Bandung
Kandidat Doktor Ilmu Hukum Universitas Pandjajaran Bandung
Mantan Danyon Resimen Mahasiswa
Mantan Ketua Senat UPB Pontianak
Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila
Wakil Ketua DPD Pemuda Pancasila Kalbar
Ketua Ikatan Alumni Universitas Panca Bhakti Pontianak
Mantan Wakil Ketua Komisi III DPR-RI
Mantan Ketua Ikadin Pontianak
Pengacara 17 tahun
Mantan loper koran
Drs. Anselmus Robertus Mecer
Lahir di Manyumbung, Kabupaten Ketapang, 63 tahun silam
Pendiri Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih
Perintis dan pengembang Credit Union (CU)
Ketua BK3D (Badan Kooordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan
Pendiri Institut Dayakologi
Mantan Dosen Matematika FKIP Untan
Sarjana Pendidikan KIP Bandung
Mantan Anggota DPRD Kalbar
Mantan Anggota MPR-RI Urusan Golongan (minoritas) mewakili etnis Dayak Kalimantan.
Ketua Segarak
‘Sang Pejuang’ yang Populer di Mata Rakyat
Andry
Borneo Tribune, Sambas
Akil-Mecer ‘Sang Pejuang’, demikian konstituen biasa menyapa keduanya kala mengitari 1.300 desa dari 1.465 desa. Yang tersebar di seantero Kalbar. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar bernomor urut tiga ini, memang sangat populer di mata rakyat. Jauh hari sebelum maraknya genderang pesta akbar demokrasi 15 November nyaring ditabuhkan, duet Akil-Mecer senantiasa turun menyaksikan secara langsung nasib rakyat, seraya menerawang kehidupan mereka sehari-harinya.
Sudah 62 tahun usia Republik Indonesia diproklamirkan. Namun, usia tersebut tak mengubah kondisi masyarakat. Semua masih bergelut dan melepaskan diri dari belenggu kemiskinan. Miskin secara ekonomi maupun ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Belum lagi jika berbicara mengenai persoalan infrastruktur dan suprastruktur di bumi Borneo Barat. Yang seakan-akan masih enggan berpihak kepada rakyat. Buruknya kondisi kelistrikan yang senantiasa mendera, merupakan cerminan sesuatu yang tak biasa. Di sisi lainnya, masih ada saja jalan yang menghubungkan ke beberapa daerah. Mulai dari kabupaten/kota, sampai di tingkat kecamatan dan pedesaan yang tercerabut.
Hal itu semakin diperparah dengan minimnya fasilitas dan tenaga pendidikan yang berkualitas, guna mencerdaskan anak bangsa. Sekaligus pelayanan maupun sarana dan prasarana kesehatan yang seadanya, turut menyempurnakan kesedihan yang ada.
Beragam persoalan dan kondisi inilah yang menyentuh dan membuat nuraninya trenyuh. Seraya menyulut jiwanya selaku putra terbaik daerah, untuk berjuang bersama rakyat, guna melakukan perubahan. Dengan semboyan ‘satukan langkah lakukan perubahan’, Akil-Mecer menyerukan rakyat agar mau berjuang bersama dengannya. Demi Kalbar yang sejahtera, Minggu (4/11) kemarin.
Sejuta asa dan secercah harapan rakyat Kalbar, dihaturkan seraya ditaruh di pundak dua orang ‘Sang Pejuang. Wong cilik, seperti petani, nelayan, buruh, kaum miskin desa maupun kota, supir oplet maupun bis, penambang sampan, tukang becak, para guru dan banyak rakyat lainnya menaruh harapan besar kepada mereka.
“Pendidikan harus lebih baik lagi pelayanannya, serta fasilitas kesehatan gratis untuk rakyat kecil,” kata Mutia, pedagang warung nasi di pinggiran Lapangan Bola Namida, Kecamatan Sekura, Kabupaten Sambas.
Sama halnya dengan Elin (27), pedagang asongan di Sekura. Ia berharap kepada duet Akil-Mecer, agar memperhatikan kampung halamannya. Yang mana saat ini kondisi jalannya masih rusak. Tak berbeda jauh dari harapan seorang tokoh masyarakat di Teluk Keramat, H Walid, (74). Ia berharap kepada ‘Sang Pejuang’ agar menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat di kampungnya, serta masyarakat Kalbar.
Hal itu penting agar masyarakat tidak mencari pekerjaan ke negeri jiran. “Jika lapangan pekerjaan di sini memungkinkan, tentu masyarakat kita tidak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan pekerjaan,” katanya.
Seorang pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya di bibir Lapangan Bola Namida, Hilang (21) mengharapkan, “Bilamana Pak Akil terpilih menjadi gubernur, tolong para pedagang kaki lima yang ada di Sekura dan Kalbar jangan digusur. Melainkan difasilitasi, agar kami dapat berjualan dengan tenang,” ujarnya.
Lain halnya dengan Suhardi (31), yang melakoni profesi sebagai penjual jeruk di Kecamatan Teluk Keramat. Ia berharap, Akil-Mecer dapat memimpin daerah ini dengan bijaksana. Sehingga Kalbar bisa semakin maju dan berkembang mengejar ketertinggalannya dengan daerah lainnya.
Demikian pula dengan Andi (45). Pria keturunan Tionghoa ini berharap, agar Akil-Mecer mampu memberantas kemiskinan di Kalbar. “Saya berharap agar Pak Akil dan Pak Mecer benar-benar sanggup melakukan perubahan bagi rakyat Kalbar,” pungkas Andi.
Profil singkat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalbar
H. M. Akil Mochtar, SH, MH
Tanggal: 18 Oktober 1960
SMA Muhammadiyah Pontianak
Sarjana Hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak
Magister Hukum Universitas Padjajaran Bandung
Kandidat Doktor Ilmu Hukum Universitas Pandjajaran Bandung
Mantan Danyon Resimen Mahasiswa
Mantan Ketua Senat UPB Pontianak
Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila
Wakil Ketua DPD Pemuda Pancasila Kalbar
Ketua Ikatan Alumni Universitas Panca Bhakti Pontianak
Mantan Wakil Ketua Komisi III DPR-RI
Mantan Ketua Ikadin Pontianak
Pengacara 17 tahun
Mantan loper koran
Drs. Anselmus Robertus Mecer
Lahir di Manyumbung, Kabupaten Ketapang, 63 tahun silam
Pendiri Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih
Perintis dan pengembang Credit Union (CU)
Ketua BK3D (Badan Kooordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan
Pendiri Institut Dayakologi
Mantan Dosen Matematika FKIP Untan
Sarjana Pendidikan KIP Bandung
Mantan Anggota DPRD Kalbar
Mantan Anggota MPR-RI Urusan Golongan (minoritas) mewakili etnis Dayak Kalimantan.
Ketua Segarak