Monday, October 1, 2007

Bazar Akil-Mecer

Pontianak,- Bazar murah yang digelar Tim Bazar Akil-Mecer benar-benar diserbu masyarakat. Seluruh kebutuhan bahan pokok yang dibazarkan ludes. Terminal Oplet Pal Empat, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak pun berubah menjadi pasar dadakan. Bazar murah ini dibuka langsung oleh Calon Gubernur Kalbar HM Akil Mochtar SH MH, Sabtu (29/9).

Menurut Ketua Panitia Pelaksana, Winarno di Pontianak, kemarin, bazar ini untuk membantu keluarga-keluarga yang kurang mampu. Karena harga-harga kebutuhan bahan pokok semakin melambung. “Kita pakai kupon untuk menghindari terjadinya spekulan. Niat kita ingin membantu warga yang kurang mampu,” kata Winarno.

Ada 12 orang tim yang dikerahkan untuk menyebarkan kupon tersebut. Ssetiap satu kupon diberikan batas maksimal dalam pembelian kebutuhan rumah tangga yang dibazarkan. “Ini murni untuk membantu masyarakat kurang mampu,” ujarnya.

Kebutuhan bahan pokok yang dibazarkan benar-benar jauh dari harga pasar. Gula dengan stok 3,5 ton hanya dijual seharga Rp4.000 per kilogramnya, terigu dengan stok 1,5 ton juga dijual Rp4.000 per kilogram, minyak goreng dengan stok 1.500 liter dijual denggan harga Rp7.500 per liter, telur dengan stok 10.000 butir dijual Rp500 per butir, sedangkan mentega sejumlah 2.000 bungkus dijual Rp1.500 setiap bungkusnya.

Akil Mochtar, calon Gubernur Kalbar mengatakan, kehidupan masyarakat sudah sangat sulit. Tingkat pendapatan semakin rendah, sehingga kemampuan daya beli juga semakin rendah. “Bazar ini sangat membantu masyarakat yang kurang mampu. Saya kira kegiatan sosial ini perlu mendapat dukungan semua pihak,” kata calon gubernur nomor urut tiga tersebut.

Akil yang berpasangan dengan AR Mecer, penggagas CU Pancur Kasih ini mengatakan, masyarakat membutuhkan pemimpin yang bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik pada daerah. “Masyarakat haruslah dilibatkan dalam proses pembangunan, sehingga kebutuhan mereka bisa terpenuhi,” katanya.

Akil juga sangat prihatin dengan kualitas sumber daya manusia di Kalbar. Tingkat pendidikan masih rendah. Mayoritas warga Kalbar masih tamatan sekolah dasar. Pada masa mendatang, katanya, paradigma wajib belajar haruslah diubah. Tak cukup dengan sembilan tahun, haruslah 12 tahun. (mnk)

(Pontianak Post, 1 Oktober 2007)

No comments: