Saturday, September 8, 2007

Sarjana Harus Bisa Berkarya

Ketua Ikatan Alumni Universitas Panca Bhakti Pontianak HM Akil Mochtar SH MH meminta lulusan perguruan tinggi tidak cepat puas dengan gelar sarjana yang disandangnya.

"Tingkatkanlah pengetahuan dan ketrampilan. Jangan menyia-nyiakan kesempatan. Segeralah berkarya dengan inovasi-inovasi tepat guna sebagai bukti penerapan ilmu yang telah diraih, sehingga hasil karya itu memberi warna pada kemajuan dan pengembangan pembangunan di daerah," katanya.

Akil mengungkapkan itu ketika berbicara dalam yudicium Universitas Panca Bhakti ke-19, Kamis (6/9) di Auditorium UPB Pontianak. "Semakin positif pola pikir, maka semakin besar kesempatan untuk menjadi bagian dari satu persen dari penduduk yang sukses dan menguasai lebih dari 90 persen perekonomian dunia," katanya.

Menurut calon Gubernur Kalbar ini, pendidikan menjadi wahana strategis untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang bermutu yang mampu hidup bersaing dalam dunia global. "Universitas harus bisa meningkatkan visi dan misinya," katanya.

Akil yang berpasangan dengan AR Mecer mengungkapkan, pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses transformasi dari suatu keadaan pada keadaan lain yang mendekati tatanan yang dicita-citakan. Dalam proses transformasi perlu diperhatikan adanya kesinambungan dan perubahan.

Apabila mempertahankan kesinambungan saja maka cenderung statis dan resisten terhadap perubahan dan bahkan tertutup dengan adanya ide-ide baru yang justru diperlukan dalam pencapaian tujuan.

"Pendidikan akan sangat menentukan masa depan rakyat. Agar para lulusan kita dapat berkontribusi secara optimal dalam dunia kerja perlu rencana strategi penyelenggaraan pendidikan yang terkait dan sesuai dengan kebutuhan," ungkapnya.

Akil juga mengajak para sarjana mempergunakan hak dan kewajiban sebagai pemilih. Dan berperan aktif dalam pengawasan pemilihan tersebut berlangsung. Di samping itu dapat memelihara keamanan dan ketertiban selama proses pemilihan gubernur berlangsung.

Pembelajaran politik dan demokrasi bersama, menurut dia, aktif untuk mempertanyakan apakah sudah terdaftar sebagai pemilih dalam pilkada yang akan datang, agar tidak terjadi kecurangan dan kecurigaan dalam pelaksanaannya. (mnk*)

(Sumber: Pontianak Post, 7 September 2007)

No comments: