Punggur - Calon Gubernur Kalbar Akil Mochtar mensponsori pengobatan gratis. Kali ini pengobatan gratis serta penyuluhan kesehatan diadakan di Sungai Bemban, Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Kegiatan riil menyentuh masyarakat miskin ini bekerja sama dengan Forum Pemuda Kesehatan Kalbar (FPKKB).
Kegiatan dilakukan Minggu (9/9) pagi hingga petang, disaksikan langsung Akil Mochtar. Ia sempat berdialog dengan peserta pengobatan gratis, juga paramedis. Menurutnya, pengobatan gratis yang diikuti 350 peserta dan penyuluhan bertujuan meningkatkan akses dan memberikan pelayanan kesehatan, khususnya kepada masyarakat miskin agar tercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien.
“Juga mentransformasikan ilmu dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat, khususnya masyarakat miskin. Tim FPKKB ini cukup lengkap, selain tenaga medis, juga paramedis, ahli gizi dan sarjana kesehatan masyarakat,” kata Akil ketika memberikan sambutan di Masjid Darunnajah, yang bersebelahan dengan lokasi pengobatan gratis.
Kepedulian Akil di bidang kesehatan, ini beralasan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau human development index Kalbar yang berada dilevel 28 dari 33 provinsi di Indonesia–derajat kesehatan salah satu dari tiga item selain pendidikan dan penghasilan masyarakat— merupakan penyebab utamanya.
“Tahun lalu, Kalbar masih diranking ke-27, eh tahun ini bukan semakin bagus, melainkan melorot menjadi urutan ke-28. Banyak kita jumpai balita dan anak-anak mengalami busung lapar atau gizi buruk. Masih banyak ibu-ibu yang melahirkan meninggal dunia, karena buruknya pelayanan kesehatan, rendahnya pemahaman masyarakat arti kesehatan, dan buruknya lingkungan,” ungkapnya.
Akil mengatakan, minim atau buruknya usapan makanan dan kondisi lingkungan sebagai penyebab buruknya kualitas kesehatan balita. Untuk itulah, perlu dilakukan langkah konkrit seperti merevitalisasi posyandu, mengampanyekan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK).
Jumlah posyandu saat ini hanya 3.593, sangat jauh kuantitasnya dibandingkan di era Orde Baru. Begitu pula jumlah puskesmas hanya 195 unit, ahli gizi yang dimiliki Kalbar hanya 170 orang, tenaga bidan 883 orang, dan dokter umum 232 orang, dirasakan sangat tidak memadai untuk melayani penduduk sebanyak 4,029 juta.
Dia mengungkapkan pula, ada daerah yang kurang peduli dengan hanya mengalokasikan dana “seadanya” untuk kesehatan dan gizi anak. Tak heran, banyak ditemui kasus gizi buruk atau anemia gizi. “Warga miskin dan anak-anak telantar dibiarkan merana, tanpa sentuhan tangan-tangan pemerintah. Padahal, mereka juga warga kita,” tegas calon gubernur yang sederhana dan dekat dengan orang kecil tersebut.
Dari kunjungan penderita (kunjungan Puskesmas) di Kalbar, terdapat 10 jenis penyakit yang terbanyak diderita masyarakat Kalbar, yakni ISPA, diare, infeksi penyakit usus lainnya, penyakit mata, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas, penyakit pulpa pada jaringan periapikal, penyakit infeksi kulit, serta penyakit pada bagian otot dan jaringan pengikat. Berdasarkan studi diketahui bahwa sebagian besar masyarakat Kalbar menggunakan fasilitas kesehatan atau berkunjung ke fasilitas kesehatan setelah mereka sakit. (mnk)
(Pontianak Post, 12 September 2007)
Friday, September 14, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment