Wednesday, June 20, 2007

Perjuangkan Nasib Guru Honor Daerah

Mempawah,- Kalangan guru honor daerah minta nasibnya diperhatikan. Sebab hingga puluhan tahun mengajar belum ada tanda-tanda untuk diangkat sebagai pegawai negeri sipil. Di Kalimantan Barat, ada ribuan guru honor yang belum berstatus pegawai negeri sipil.

"Kami mohon ada tindak lanjut dari nasib para guru honda. Kami sudah mengabdi puluhan tahun. Gaji yang diterima pas-pasan. Kita sangat berharap para calon gubernur punya komitmen untuk memperjuangkan nasib guru honor. Tolong angkat derajat para guru," kata Baisiyah, salah seorang guru honor di Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak.

Baisiyah mengungkapkan itu ketika bertemu dengan Anggota DPR RI asal Kalbar, HM Akil Mochtar SH MH di Desa Penibung, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak, Sabtu (16/6).

Pertemuan di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah tersebut dihadiri para ulama, tokoh masyarakat. Akil tiba sekitar pukul 14.30 WIB. Masyarakat telah menunggu kehadiran kandidat Gubernur Kalbar tersebut.

Begitu Akil tiba, tepukan rebana pun bergema. Beberapa tokoh masyarakat menyambut hangat kehadiran figur yang diusung Koalisi Rakyat Kalbar Bersatu (KRKB). Pertemuan yang digelar lebih sederhana itu cukup berkesan. Karena masyarakat bisa bertemu langsung dengan calon orang nomor satu di provinsi ini.

Dalam pertemuan itu, Akil juga menyerahkan bantuan untuk pembinaan lembaga pendidikan swasta tersebut. Akil yang berpasangan dengan mantan Dosen FKIP Universitas Tanjungpura Drs AR Mecer, bertekad memajukan dunia pendidikan. "Kita harus punya komitmen meningkatkan kesejahteraan para guru, perbaikan sarana sekolah dan menyusun program wajib belajar sembilan tahun," katanya.

Tenaga guru, kata Akil, haruslah menjadi tanggungjawab pemerintah, termasuklah guru honor daerah. "Pemerintah secara bertahap harus mengangkat guru honor daerah menjadi PNS. Kita terus berjuang mengangkat soal guru honor dalam rapat kerja denga pemerintah di Jakarta," katanya.

Akan tetapi, Akil juga tetap meminta kepada para guru honor tidak putus asa. Sambil menunggu tahapan-tahapan pengangkatan tetap melaksanakan tugasnya sebagai guru. "Saya minta agar para guru honor daerah bersabar. Pemerintah juga sudah berkomitmen hingga 2009 akan mengangkat tenaga honor menjadi PNS," katanya.

Menurutnya, persoalan guru honor ini terjadi di semua wilayah Indonesia, termasuk Kalbar. "Saya sudah mengunjungi 1.200 dari 1.400 desa di Kalbar. Persoalannya sama. Pendidikan yang tidak merata. Guru yang minim kesejahteraannya. Semua ini akan menjadi perhatian kita pada masa mendatang. Kita juga ingin sumber daya manusia di Kalbar ini benar-benar berkualitas dan bisa bersaing dengan daerah lain," ujarnya.

Tak hanya itu, jalan dan jembatan banyak rusak. Desa-desa masih terisolir. "Bagaimana pendidikan mau maju kalau desa-desa masih belum bisa dijangkau. Jauh dari akses pembangunan. Ke depan harus ada komitmen yang kuat untuk membuat perubahan di daerah ini," ungkapnya. (mnk/*)

No comments: