Wednesday, June 27, 2007
Air Bersih Jadi Prioritas
Rabu, 27 Juni 2007
Pontianak,- Kandidat Gubernur Kalimantan Barat HM Akil Mochtar SH MH menegaskan penyediaan air bersih bagi masyarakat provinsi yang berbatasan darat langsung dengan Malaysia ini haruslah menjadi prioritas bagi pemerintah daerah.
"Kunjungan saya ke wilayah pedesaan menunjukkan kalau masyarkaat sangat mendambakan pengadaan air bersih. Mereka sangat mengeluhkan karena tidak ada jaminan dari untuk memperoleh air bersih yang layak untuk dikonsumsi," kata Akil di Pontianak, kemarin.
Anggota DPR RI yang telah mengunjungi sekitar 1.230 dari 1.400 desa di Kalbar ini mengaku prihatin terhadap kondisi tersebut. Tak heran, jika ia menyebut pemerintahan sekarang ini belum memiliki political will untuk memenuhi kebutuhan rakyat tersebut.
"Pada masa mendatang, pemerintah harus memprioritaskan kebutuhan dasar masyarakat ini. Kita tidak ingin derajat kesehatan menurun hanya karena tidak terpenuhinya kebutuhan akan air bersih," ujar kandidat gubernur yang diusung oleh Koalisi Rakyat Kalbar Bersatu (KRKB) tersebut.
Menurut Akil, mayoritas masyarakat di Kalimantan Barat tidak menjadikan air yang diproduksi PDAM untuk dikonsumsi langsung. Lebih banyak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, seperti mencuci. "Lebih banyak menggunakan air hujan, mineral. Ini sangat memprihatinkan. Pada masa mendatang, tidak ada lagi masyarakat yang mengkonsumsi air hujan sebagai air minum," katanya.
Akil yang akan berpasangan dengan Drs AR Mecer, mantan Dosen FKIP Untan menyebutkan, banyak sumber mata air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pengelolaan air bersih. Namun tidak ada keinginan dari pemerintah untuk memanfaatkan potensi itu secara profesional.
"Saya kira, lima tahun mendatang, tidak ada lagi rakyat Kalbar yang mengkonsumsi air hujan untuk minum. Sudah saatnya, pemerintah menyediakan air bersih yang bisa langsung diminum,"ujar kandidat yang diusung sembilan partai politik, bahkan masih ada partai lain yang akan mengusungnya.
Sembilan partai tetap utuh mendukung pencalonannya. Tidak ada satupun partai yang mencabut dukungannya. Masih tetap solid karena mereka menilai Aki Mochtar dan AR Mecer adalah figur yang layak memimpin Kalbar, lima tahun mendatang. (mnk*)
Tuesday, June 26, 2007
Mengambil Manfaat dari Credit Union
26/06/07
Antara.co.id
Oleh Nurul Hayat
Pontianak (ANTARA News) - Pilihan menabung dewasa ini semakin banyak, tidak hanya pada lembaga perbankan, tetapi juga dapat dilakukan melalui Credit Union atau lembaga keuangan yang di dalamnya berkumpul orang yang saling percaya dan berwatak sosial, dengan tujuan untuk kesejahteraan bersama.
Credit Union (CU), diambil dari bahasa Latin "credere" yang artinya percaya dan "union" atau "unus" berarti kumpulan. Sehingga "Credit Union" memiliki makna kumpulan orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu dan sepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan.
Credit Union, menurut Pendiri Credit Union Pancur Kasih, Drs Anselmus Robertus Mecer, 53, pertama kali muncul di Indonesia pada 1960-an yang mulai dikembangkan dari barat.
Seorang pastor Katolik asal Jerman bertugas di Indonesia dan membawa konsep tersebut. Kemudian CU mulai diperkenalkan ke Kalimantan Barat pada 1975.
Melalui gereja Katolik, diadakan pelatihan pembentukan CU sehingga lahir 40 kelompok. Namun pasang dan surut selalu ada. Satu demi satu, CU berguguran lantas hilang. Kemudian pada tahun 1985, dilakukan sosialisasi ulang dan pelatihan. Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), salah satunya, Pancur Kasih, mengikuti pelatihan tersebut.
"Saya mewakili Pancur Kasih ikut dalam pelatihan itu," kata AR Mecer saat ditemui beberapa waktu lalu.
Setelah mengikuti pelatihan selama tiga hari, AR Mecer mengaku tertarik, sehingga pada tahun yang sama mulai membangun lembaga keuangan itu bersama sejumlah rekannya.
Maka dibentuklah CU Khatulistiwa Bhakti, sebagai CU pertama di Kalimantan Barat yang berdiri pada 12 Mei 1985. Hingga Maret 2007
CU masih punya anggota sebanyak 10.707 orang.
Keberadaan CU, katanya, memiliki manfaat besar bagi masyarakat. Mungkin sebagian orang masih bertanya-tanya, CU tentu saja sama artinya dengan koperasi simpan pinjam atau lembaga keuangan lain. Namun, bagi mereka yang bergelut dalam bidang ini, tentulah menampik dugaan tersebut.
Credit Union, tentu saja beda dengan koperasi atau lembaga perbankan umumnya, demikian pendapat Mariamah Achmad seorang aktivis penggagas pembentukan CU Muare Pesisir yang anggotanya kebanyakan para perempuan pencari nafkah keluarga.
Menurut ia, manfaat CU bagi anggota adalah mengubah pola pikir. Maksudnya, dari yang terbiasa instan -- langsung memanfaatkan uang saat mendapat pinjaman -- menjadi menciptakan modal dahulu dengan menabung secara rutin. Jika telah tercipta modal atau tabungan, baru memanfaatkan atau meminjam. "Inilah yang tidak ditemukan di lembaga keuangan lainnya," katanya, berpromosi.
Selain itu, CU juga dapat mengubah kebiasaan seseorang dari tidak biasa menabung menjadi biasa menabung. Anggota CU selalu mempunyai uang dalam bentuk tabungan yang terus meningkat, dan selalu bisa memanfaatkan tabungan untuk meningkatkan jumlah untuk menciptakan aset.
Ia mengatakan, pada awalnya, sebagian besar anggota CU tidak biasa menabung secara rutin. Tetapi setelah menjadi anggota dan banyak belajar, mereka pun akhirnya menyadari manfaat menabung rutin itu. Apalagi dengan menabung, anggota mendapatkan balas jasa simpanan (BJS).
Jika menjadi anggota CU, seorang anggota mesti menabung untuk meningkatkan modal. "Menabung sistem CU berbeda dengan menabung secara `tradisional` di lembaga lain, misalnya bank, setelah menabung, uang itu ditarik untuk dipergunakan. Tetapi di CU, lebih modern karena ada dana yang tersimpan," katanya.
Kepercayaan Anggota
Seiring dengan semakin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat akan keberadaan CU, jumlah lembaga keuangan itu terus bertambah dari tahun ke tahun.
Menurut data Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan (BK3D), saat ini sudah ada 48 credit union yang menjadi anggota organisasi tersebut.
BK3D yang diibaratkan sebagai "Bank Indonesia" credit union tersebut, saat ini sudah memiliki anggota tersebar pada tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Barat, ditambah dari Palangka Raya (Kalimantan Tengah), Papua, dan DKI Jakarta.
Kemunculan CU di beberapa tempat tidak terlepas dari kesuksesan yang diraih CU perintisan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat. Keberadaan CU perintisan seperti, Khatulistiwa Bhakti, agaknya menjadi pondasi yang kokoh memunculkan CU-CU lain yang juga mengalami perkembangan sangat pesat.
Setelah kemunculan Khatulistiwa Bhakti pada 12 Mei 1985 -- memiliki anggota hingga Maret 2007 berjumlah 10.707 orang -- disusul dengan terbentuknya CU Lantang Tipo yang berdiri tahun 1976 dengan 55.387 anggota, CU Pancur Kasih pada 28 Mei 1987 beranggota 60.786 orang, CU Keling Kumang tahun 1993 beranggota 25.424 orang, CU Stella Maris pada 1995 sebanyak 1800 anggota, dan CU Canaga Antutn pada 1996 beranggotakan 6.744 orang.
"Hingga kini jumlah CU yang tercatat sebagai anggota BK3D (Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah) Kalimantan telah mencapai 48 CU beranggotanya seribu hingga belasan ribu orang," kata AR Mecer, yang menjadi Ketua BK3D Kalimantan sejak 2002.
Hingga Maret lalu, jumlah anggota dari 48 CU yang ada mencapai 334.119 orang, terdiri dari 219.076 anggota laki-laki dan 115.043 anggota perempuan dengan total aset Rp1.628.267.075.968.
Pancur Kasih saat ini merupakan yang terbesar dengan jumlah anggota mencapai 60.786 orang yang terdaftar pada 26 tempat pelayanan (TP) di tujuh kabupaten/kota.
Ketua Dewan Pengurus CU Pancur Kasih, Norberta Yati Lantok, mengatakan, jumlah anggota 60.786 tersebut, termasuk yang tidak aktif sekitar 7,2 persen dengan kriteria belum keluar dari anggota atau tidak menabung.
Jumlah anggota yang terus bertambah tiap tahunnya, tidak terlepas dari upaya pengurus dalam menerapkan prinsip manajemen terbuka, di mana setiap perkembangan selalu ditampilkan per bulan.
Data Pancur Kasih mengungkap sejak Januari-Mei 2007, rata-rata anggota baru pada setiap bulan mencapai 900 orang, terdiri dari berbagai golongan masyarakat. Mereka terdiri dari petani, nelayan, pegawai negeri, pengusaha, hingga dokter.
Menurut Yati, sapaan Ketua Dewan Pengurus Pancur Kasih itu, pada awalnya kelahiran Pancur Kasih adalah untuk melayani masyarakat yang tidak bisa menggunakan jasa lembaga keuangan lain, perbankan sebagai tempat mendapatkan modal pinjaman. Tercatat 99 persen anggota CU adalah lapisan menengah ke bawah.
Namun karena unsur kepercayaan dan kebersamaan yang diutamakan, setiap anggota dapat mengetahui setiap perkembangan yang terjadi di CU, kini anggotanya datang dari banyak lapisan masyarakat.
Melalui papan pengumuman yang terpampang pada setiap tempat pelayanan, anggota mendapatkan informasi bulan per bulan dari kemajuan CU. Setahun sekali rapat anggota tahun (RAT) digelar secara terbuka. Para anggota dapat mengetahui apa saja yang terjadi dan berkembang di CU tersebut.
Karena itu, jika pada Maret lalu nilai aset Pancur Kasih mencapai Rp384.806.345.052, maka pada Juni ini asetnya telah mencapai Rp396.949.030.000. "Kepercayaan menjadi modal untuk berkembangnya sebuah lembaga keuangan yang berorientasi kepada masyarakat," katanya.
Seorang anggota CU, Viktoria, 23, mengaku tertarik bergabung dengan lembaga tersebut karena mengetahui manfaat yang akan diperolehnya.
Alasannya menjadi anggota CU, karena mendengar banyak keuntungan yang akan diperoleh dengan menabung di lembaga keuangan itu. "Saya khawatir gaji sebulan akan habis begitu saja jika tidak ditabung. Melalui CU, saya mempunyai kewajiban menabung setiap bulan," kata alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura Pontianak itu.
Ia mengatakan, ada banyak keuntungan yang akan diperoleh, misalnya saja, jika menabung pada tahun ini sebesar Rp1.000.000, maka dapat dipastikan tabungan sudah berlipat 1,5 kali dari jumlah tersebut pada 2 tahun kemudian.
Anggota tidak begitu saja dapat meminjam uang di CU, karena berkewajiban menabung dahulu dan setelah mempunyai tabungan, baru mendapat pinjaman 250 persen dari tabungan yang ada.
"Kita menjadi terbiasa menabung, akan memperoleh manfaat dari berbagai bentuk balas jasa yang diberikan CU," kata Victoria yang telah menjadi anggota sejak pertengahan tahun 2006.
Ia mengaku kurang tertarik dengan "model" menabung yang diterapkan di lembaga keuangan lainnya, karena tidak memberikan janji lebih seperti yang kini berlaku di setiap credit union. Menabung di lembaga keuangan lain, baginya, masih menerapkan pola lama dengan keuntungan kecil untuk setiap nasabah.(*)
Wednesday, June 20, 2007
AKIL MOCHTAR MAIN SEPAKBOLA
Pertandingan sepak bola antarklub se-Kabupaten Pontianak diikuti 42 klub, berlangsung di Gelora Palapa, Desa Peniti Dalam II, Kecamatan Segedong. Pertandingan tersebut memperebutkan Piala Akil Mochtar dan hadiah uang tunai.
Menurut Andi Rais Arahman, yang juga Koordinator AMC Kecamatan Segedong, "Dari pertandingan antar klub ini, diharapkan muncul bibit-bibit pemain sepakbola yang handal dan mudah-mudahan bisa menjadi pemain masa depan untuk Kabupaten Pontianak, bahkah untuk menjadi pemain Kalbar dan Nasional."
Tidak lupa Andi Rais juga berpesan kepada semua klub, seporter, dan penonton untuk tetap mengedepankan sportivitas serta tetap menjaga semangat persaudaraan dalam pertandingan sepakbola. Pertandingan tersebut dibuka Minggu, (18/6).
Dua kesebelasan berlaga pada pertandingan perdana. PS Selembe berhasil menumbangkan kesebelasan PS Seroja dengan skor 1-0. "Pertandingan ini berlangsung sampai akhir Juli 2007," Andi Rais, Ketua Panita pertandingan. (mnk*)
Perjuangkan Nasib Guru Honor Daerah
"Kami mohon ada tindak lanjut dari nasib para guru honda. Kami sudah mengabdi puluhan tahun. Gaji yang diterima pas-pasan. Kita sangat berharap para calon gubernur punya komitmen untuk memperjuangkan nasib guru honor. Tolong angkat derajat para guru," kata Baisiyah, salah seorang guru honor di Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak.
Baisiyah mengungkapkan itu ketika bertemu dengan Anggota DPR RI asal Kalbar, HM Akil Mochtar SH MH di Desa Penibung, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak, Sabtu (16/6).
Pertemuan di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah tersebut dihadiri para ulama, tokoh masyarakat. Akil tiba sekitar pukul 14.30 WIB. Masyarakat telah menunggu kehadiran kandidat Gubernur Kalbar tersebut.
Begitu Akil tiba, tepukan rebana pun bergema. Beberapa tokoh masyarakat menyambut hangat kehadiran figur yang diusung Koalisi Rakyat Kalbar Bersatu (KRKB). Pertemuan yang digelar lebih sederhana itu cukup berkesan. Karena masyarakat bisa bertemu langsung dengan calon orang nomor satu di provinsi ini.
Dalam pertemuan itu, Akil juga menyerahkan bantuan untuk pembinaan lembaga pendidikan swasta tersebut. Akil yang berpasangan dengan mantan Dosen FKIP Universitas Tanjungpura Drs AR Mecer, bertekad memajukan dunia pendidikan. "Kita harus punya komitmen meningkatkan kesejahteraan para guru, perbaikan sarana sekolah dan menyusun program wajib belajar sembilan tahun," katanya.
Tenaga guru, kata Akil, haruslah menjadi tanggungjawab pemerintah, termasuklah guru honor daerah. "Pemerintah secara bertahap harus mengangkat guru honor daerah menjadi PNS. Kita terus berjuang mengangkat soal guru honor dalam rapat kerja denga pemerintah di Jakarta," katanya.
Akan tetapi, Akil juga tetap meminta kepada para guru honor tidak putus asa. Sambil menunggu tahapan-tahapan pengangkatan tetap melaksanakan tugasnya sebagai guru. "Saya minta agar para guru honor daerah bersabar. Pemerintah juga sudah berkomitmen hingga 2009 akan mengangkat tenaga honor menjadi PNS," katanya.
Menurutnya, persoalan guru honor ini terjadi di semua wilayah Indonesia, termasuk Kalbar. "Saya sudah mengunjungi 1.200 dari 1.400 desa di Kalbar. Persoalannya sama. Pendidikan yang tidak merata. Guru yang minim kesejahteraannya. Semua ini akan menjadi perhatian kita pada masa mendatang. Kita juga ingin sumber daya manusia di Kalbar ini benar-benar berkualitas dan bisa bersaing dengan daerah lain," ujarnya.
Tak hanya itu, jalan dan jembatan banyak rusak. Desa-desa masih terisolir. "Bagaimana pendidikan mau maju kalau desa-desa masih belum bisa dijangkau. Jauh dari akses pembangunan. Ke depan harus ada komitmen yang kuat untuk membuat perubahan di daerah ini," ungkapnya. (mnk/*)
Monday, June 11, 2007
KOALISI AKIL-MECER TETAP UTUH
Thursday, June 7, 2007
ANAK KALBAR HARUS SEKOLAH
Akil Mochtar mengungkapkan hal itu ketika bertemu konstituennya di Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Sabtu (29/7) malam.
Warga begitu antusias menyampaikan aspirasinya. Apalagi, bertemu dengan wakil rakyat di tingkat nasional. Suatu hal yang jarang terjadi, bagi masyarakat awam.
“Kita harus mencontoh Jepang, Korea dan negara-negara yang miskin sumber daya alamnya. Mengapa mereka bisa menguasai dunia? Itu karena mereka menguasai pendidikan, pengetahuan. Mereka kuasai teknologi. Kita, orang Kalbar juga harus bisa seperti itu. Caranya, ya sekolah,” kata Wakil Ketua Komisi III DPR tersebut.
Coba lihat di pasaran, katanya, produk teknologi yang dijual, semuanya buatan luar negeri. Produk-produk elektronik buatan Cina, Jepang. Pakaian juga begitu. “Kita sangat ketinggalan dalam sumber daya manusia. Indeks pembangunan manusianya rendah. Inilah tugas kita bersama untuk maju. Kita harus melangkah bersama melakukan segala perubahan,” katanya.
Tak heran, jika pemerintah pusat menetapkan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN maupun APBD propinsi dan kabupaten/kota. Dana itu sebagai investasi untuk sumber daya manusia di seluruh Indonesia. Tentu saja, secara bertahap amanah itu akan tercapai.
Anggota DPR asal Kalbar ini mengaku prihatin dengan banyaknya prasarana sekolah yang rusak. Kondisi ini juga menghambat perkembangan pendidikan di daerah ini. “Mestinya ada terobosan dari pemerintah daerah, sehingga prasarana sekolah itu bisa lebih baik,” ujarnya.
Seorang guru yang hadir dalam dialog itu berucap, “kita tidak usah berbicara prasarana sekolah di pedalaman. Yang di depan mata, di Kota Pontianak saja, banyak gedung sekolah yang tidak layak pakai.”
Padahal, Kota Pontianak menjadi barometer untuk melihat kemajuan Kalbar, lanjutnya. Dalam pertemuan itu, Akil Mochtar menyerahkan bantuan dana pendidikan kepada 19 kepala keluarga yang kurang mampu. Dia juga menyerahkan bantuan dana berobat untuk masyarakat miskin. Dialog itu juga dihadiri sejumlah fungsionaris DPD Partai Golkar Kota Pontianak. Sebut saja, Gusti Hersan Aslirosa, Firdaus Zar’in, Sebastian, dan Ketua Pimpinan Cabang Partai Golkar Kecamatan Pontianak Barat Iskandar Latief. (/habis)
Wednesday, June 6, 2007
AR Mecer: Konseptor Koperasi Simpan Pinjam
Oleh ; Aju
Pendirian koperasi simpan pinjam yang mengedepankan kekuatan sendiri tersebut memang diprakarsai oleh Mecer—panggilan akrabnya.
Pensiunan Pegawai Negeri Sipil atau dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura, Pontianak ini adalah pendiri, konseptor, sekaligus penggerak CU Pancur Kasih yang dicatat sebagai koperasi simpan pinjam terbaik di Indonesia. Koperasi simpan pinjam tersebut sudah dua kali mendapat piagam penghargaan dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, yakni tahun 1998 dan 1999. Jika pertama kali didirikan, 1987, modalnya hanya Rp 2,5 juta, sekarang tanpa bantuan sepeser pun dari pihak luar, total aset CU Pancur Kasih per 30 April 2007 sudah mencapai Rp 396 miliar.
Tingkat kredit macetnya pun kurang dari 2% tiap tahun sehingga masuk kategori sangat sehat. Aset Rp 396 miliar adalah berasal dari 60.786 anggota, meliputi aktiva tetap Rp 17,32 miliar dan piutang Rp 350 miliar yang tersebar di 28 unit Tempat Pelayanan (TP) di 13 kabupaten/kota di Kalbar. “Letak kekuatan dan kesuksesan CU Pancur Kasih adalah kebersamaan, suatu perkembangan yang pada dasarnya alamiah. Setiap anggota selalu ditanami prinsip, perubahan nasib hanya bisa dilakukan oleh diri sendiri, dengan memanfaatkan potensi diri secara optimal dan terencana dengan baik,” kata Mecer kepada SH, Sabtu (3/6) pekan lalu.
Oleh karena itu, ungkap Mecer, setiap anggota baru, mutlak mengikuti pelatihan tentang hak dan kewajiban, patuh dan disiplin dalam menabung, serta mengembalikan pinjaman, sesuai dengan limit waktu yang ditentukan di dalam perjanjian.
Khusus beban pengembalian kredit, ucap Mecer, tetap sama dengan ketentuan yang berlaku di dunia perbankan, yakni 2% per bulan. Bedanya, jika di perbankan tetap dihitung berdasarkan pinjaman pokok hingga habis masa kredit, di CU hanya dihitung dari sisa pinjaman terakhir, sehingga beban kredit menjelang akhir masa kredit menjadi relatif kecil.
Kalau di perbankan deviden dinikmati pemilik setelah pajak, menurut Mecer, di CU dividen dibagi kepada seluruh anggota. Jadi, semakin besar pinjaman setiap anggota, semakin besar pula dividen yang diperoleh pada setiap akhir tahun. Berbekalkan kepercayaan, proses administrasi pinjaman anggota pun lebih dipermudah. Ini membuat masyarakat, kebanyakan yang kurang mampu menjalin akses ke kalangan perbankan, lanjut Mecer. CU jadi pilihan, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
Hakikat lain CU adalah mendidik seseorang berdisiplin menabung secara rutin, berkelanjutan, dan terencana. Mecer mengatakan, jika seseorang memiliki simpanan pokok Rp 50 juta, ditambah tabungan per hari Rp 10.000 (per tahun Rp 3,6 juta), 50 tahun kemudian, dengan menganut konsep bisnis simpan-pinjam di CU, tabungan beserta bunganya sudah mencapai Rp 60 miliar. “Suatu potensi yang sangat luar biasa kalau kita mampu hidup disiplin dalam menata masa depan secara baik,” kata Mecer.
Konsep inilah yang membuat CU Pancur Kasih menjadi rujukan dan tempat berguru setiap kelompok masyarakat yang akan mendirikan koperasi simpan pinjam di Indonesia. CU Pancur Kasih telah pula memiliki jaringan kemitraan hingga hampir di seluruh institusi keagamaan di Kalimantan dan selalu diundang oleh kelompok masyarakat Muslim di sejumlah
“Saya juga pernah diundang ke sejumlah negara untuk memperkenalkan konsep dasar CU. Ketika di Thailand, sejumlah pemerhati ekonomi kerakyatan mengakui konsep CU yang saya perkenalkan merupakan hal baru yang sangat bagus dikembangkan,” ujar Mecer. Latar belakang pendirian CU Pancur Kasih, setelah menyadari sebagian besar masyarakat di pedalaman yang identik dengan Suku Dayak, belum memiliki wadah dan sistem pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rasa keadilan masyarakat.
Oleh karena itu pula CU Pancur Kasih memiliki visi keuangan Masyarakat Dayak yang sehat, besar, dan abadi, yang dijiwai nilai-nilai dan prinsip-prinsip (Credit Union).
Misinya, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi anggota melalui pendidikan dan pelatihan yang menghasilkan perubahan pada aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual, serta pelayanan keuangan yang profesional, ramah, dan tangguh.
Selaku ketua yayasan, AR Mecer menginstruksikan sejumlah guru dan karyawan dari Suku Dayak di lingkungan Yayasan Pancur Kasih mengumpulkan uang.
Jumlah keseluruhan cuma Rp 2,5 juta pada tanggal 28 Mei 1987. Melalui jaringan yang sudah dibentuk, sejumlah guru diminta memperkenalkan CU Pancur Kasih, dengan menganut dan menerapkan nilai-nilai serta prinsip-prinsip CU yang berlaku di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Kepada masyarakat ditekankan bahwa CU Pancur Kasih menghargai keberagaman anggota, memprioritaskan pelayanan, dan pemberdayaan kepada anggota, memperkuat solidaritas antaranggota dan dengan masyarakat luar, serta mendorong pengembangan usaha-usaha yang ramah sosial-lingkungan, demi tercapainya tujuan masyarakat yang damai sejahtera. Hasilnya, CU Pancur Kasih sekarang dicatat sebagai koperasi simpan pinjam terbaik dan paling sehat di
Mecer tertekad akan terus memperkenalkan konsep CU kepada semua pihak, baik lembaga swasta maupun pemerintah. Oleh karena itu pula, Mecer menerima tawaran berpasangan dengan M Akil Mochtar, anggota Komisi III DPR, untuk maju sebagai bakal calon Wakil Gubernur dalam Pilkada Gubernur Kalbar periode 2008-2013 mendatang. Pilkada Gubernur Kalbar sendiri digelar tanggal 15 Noember 2007.
“Kalau bisa berkiprah di birokrasi pemerintahan, sosialisasi ekonomi kerakyatan dengan mengedepankan konsep CU akan lebih mudah. Kalbar akan bisa menjadi proyek percontohan pengembangan CU,” ungkap Mecer.
EKONOMI BERBASIS KERAKYATAN
BERSATU DALAM SEPAKBOLA
Tuesday, June 5, 2007
WUJUDKAN PROGRAM KARET RAKYAT
Monday, June 4, 2007
MENGALAH DEMI PARTAI GOLKAR
Friday, June 1, 2007
Membangun Solidaritas Ekonomi Melalui Credit Union
By Aris Munandar
Siang itu, sejumlah orang terlihat hilir mudik di sebuah gedung yang terletak di Kompleks Persekolahan Santo Fransiskus Asisi, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Sementara di salah satu ruangan di gedung itu, beberapa petugas sibuk melayani pendaftaran calon anggota.
Pemandangan di atas merupakan hal rutin yang terjadi Credit Union (CU) Pancur Kasih. Setiap harinya, koperasi kredit itu hampir tak pernah sepi dari kunjungan para anggotanya. Mereka melakukan berbagai transaksi, mulai dari menabung, meminjam dan berbagai kegiatan lainnnya.
CU Pancur Kasih merupakan salah satu CU terbesar di Kalbar dan pernah meraih penghargaan dari pemerintah pusat, sebagai koperasi berprestasi di
Berdiri pada 28 Mei 1987, CU ini kini memiliki 26 kantor tempat pelayanan (TP) yang tersebar di tujuh dari 12 kabupaten/kota di Kalbar. Jumlah anggotanya mencapai 60.876 orang, dengan total aset per April 2007 lebih dari Rp396 miliar dan laba bersih berupa sisa hasil usaha (SHU) Rp1,847 miliar lebih. Sementara pendapatan Rp 24,853 miliar dan jumlah kredit yang dikucurkan sebesar Rp350,841 miliar lebih.
Sebagai bentuk dari penerapan manajemen terbuka, kondisi perkembangan keuangan CU dilaporkan secara periodik setiap bulan kepada anggotanya, melalui sebuah papan informasi yang berada di kantor tersebut.
“Sebanyak 64,8% pinjaman ke anggota ialah jenis pinjaman produktif, yakni digunakan untuk kegiatan usaha, kata Ketua Pengurus CU Pancur Kasih Norberta Yati L, Kamis (31/5).
Menurutnya, kegiatan yang diselenggarakan ini tidak hanya sebatas simpan pinjam, tetapi juga berbagai pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan usaha produktif. Selain itu, setiap anggota juga mendapat jaminan asuransi kesehatan dan santunan kematian.
“Setiap calon anggota wajib mengikuti pendidikan dasar. Untuk menanamkan falsafah, misi dan visi CU, sehingga mereka benar-benar termotivasi dan bukan hanya sekedar ikut-ikutan,” ujar Yati.
Koperasi kredit atau yang lebih dikenal dengan sebutan Credit Union (CU) sudah ada di Kalbar sejak 1975 yang ditandai dengan berdirinya 40 kelompok CU. Namun kemudian vakum dan baru pada 1985, kegiatan CU dihidupkan dan dipopulerkan kembali oleh beberapa orang aktivis pemberdayaan ekonomi kerakyatan Kalbar. Kebangkitan kembali CU ini ditandai dengan berdirinya CU Khatulistiwa Bhakti,
Menurut Mecer, prinsip dasar dan nilai yang diterapkan dalam CU ialah semangat solidaritas, kesetiakawanan dan gotong royong yang berlandaskan rasa saling percaya.
“Konsepsi dasar CU bukanlah koperasi simpan pinjam. Kalau berbentuk simpan pinjam, nanti orang berpikir untuk minjam. Itu artinya mau mengambil uang orang. Tetapi CU ialah kumpulan orang yang berupaya untuk mengembangkan uang itu, dengan modal saling percaya antarsesama anggota,” jelas Mecer yang telah memfasilitasi berdirinya 21 CU di
Dalam perkembangannya, CU yang sebagian besar anggotanya berasal dari golongan menengah ke bawah itu kini telah menjelma sebagai sebuah gerakan sosial dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan. Karena keberadaannya telah menyebar hingga ke perbagai pelosok Kalbar.
Selain Pancur Kasih, juga terdapat CU Muare Pesisir. Berdiri sejak 10 Mei 2003, CU yang berkantor pusat di Desa Sungaiitik, Kecamatan Kakap, Kabupaten Pontianak ini berangotakan 900 orang dengan total asset Rp2,5 miliar dan laba bersih pada 2006 sebesar Rp154 juta lebih.
Berdirinya CU Muare Pesisir berangkat dari keprihatian para pendirinya terhadap nasib petani dan nelayan setempat yang sering mengalami kesulitan permodalan dan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak.
“Di awal berdirinya, sebagian besar kredit yang disalurkan digunakan para anggota untuk kegiatan konsumtif. Namun sekarang antara penyaluran kredit konsumtif dan produktif berimbang,” kata Manajer CU Muara Pesisir TP Pontianak Neneng Achmad.
Keberadaan CU berada dibawah koordinasi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah (BK3D)
Saat ini, total aset yang dimiliki seluruh anggota BK3D Kalimantan yang berjumlah 48 kelompok CU tersebut mencapai lebih dari separuh total asset milik pusat koperasi di seluruh Indonesia. Seluruh modal dan asset milik CU itu berasal dari anggotanya dan tidak ada sepeserpun bantuan dari pemerintah. Karena mereka memang menekan upaya kemandirian, yakni dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota.
“Di Indonesia ada 33 pusat koperasi, salah satunya ialah BK3D Kalimantan. Dari sekitar Rp3 miliar total aset seluruh pusat koperasi itu, sebanyak Rp1,7 triliun berada di BK3D
Pengembangan konsep pemberdayaan ekonomi kerakyatan bukan tanpa kendala. Pola pikir dan budaya konsumtif sering kali menyebabkan masyarakat keliru dalam memanfaatkan dan mengelola keuangannya. Namun akar dari masalah itu sebenarnya ialah rendahnya mutu dan tingkat pengetahuan warga. Karena itu, berbagai pembekalan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh sejumlah CU diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut.
“Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Mengapa CU sangat menekankan pendidikan kepada anggota, sebab itulah strateginya untuk penyadaran kepada anggotanya,” ujar Yati.