Detik.com
04/07/2005
By; Muhammad Nur Hayid - detikcom
Jakarta - Persoalan narkoba dan perjudian benar-benar dijadikan tembakan oleh para 'penguji' Komjen Pol Sutanto. Nyaris seluruh anggota Komisi III DPR RI mencecarnya dengan pertanyaan seputar masalah tersebut.Bahkan nyali Sutanto menutup tempat hiburan malam ikut ditantang.
"Mampukah Anda menutup Hailai, Seribu Satu, Raja Mas, dan Manhattan (nama-nama tempat hiburan malam-red) yang menjadi ajang peredaran narkoba, perjudian dan perdagangan wanita?" tantang Achmad Fauzi dari Fraksi Partai Demokrat (FPD) dalam fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) di Gedung MPR/DPR, Jl. Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (4/7/2005).
Namun tantangan Fauzi ini membuat gerah anggota Komisi III lainnya, Victor Leiskodat, dari FPG. Victor yang disebut-sebut sebagai pengacara pengusaha kondang Tommy Winata langsung menyatakan keberatannya nama Manhattan disangkut-pautkan dengan ajang peredaran narkoba, perjudian, dan pelacuran.
"Saya keberatan dengan penyebutan Manhattan karena Manhattan bersih, bukan ajang peredaran narkoba seperti yang disebutkan Fauzi," kata Victor.Namun Wakil Ketua Komisi III
Akil Mochtar mencoba menetralisir perdebatan antara kedua anggota Komisi III itu. "Itu kan pernyataan untuk Pak Sutanto. Biarkan Pak Sutanto memutuskan menjawab atau tidak," kata Akil. Victor sebetulnya sependapat dengan upaya pemberantasan narkoba, judi dan pelacuran. Bahkan dia ikut mempertanyakan komitmen Sutanto jika terpilih menjadi Kapolri dalam pemberantasan ketiga masalah itu.
Hal yang sama juga ditanyakan oleh Anhar dari Fraksi Bintang Reformasi dan Azlaini Agus dari FPAN. Sedangkan Al Muzammil Yusuf dari PKS mempertanyakan, komitmen Sutanto mengontrol anak buahnya di lingkungan Polsek yang rentan penyuapan kasus-kasus perjudian.
Selain masalah narkoba dan judi, anggota Komisi III juga mencecar Sutanto dengan pertanyaan seputar penanggulangan kasus terorisme yang dinilai meresahkan masyarakat. Soal ini, Al Muzammil menanyakan, tindakan apa yang akan diambil Sutanto terhadap intervensi pihak asing soal penanggulangan terorisme ini.
Sedangkan Trimedya Panjaitan mempertanyakan tindakan yang akan dilakukan Sutanto terkait dengan banyaknya kasus-kasus kakap yang mandek. Dia juga mempertanyakan janji Polri yang akan menangkap pelaku utama terorisme Dr Azahari dan Noordin M Top. "Dulu janjinya 100 hari akan ditangkap, tapi sampai delapan bulan belum juga ditangkap," ungkitnya.
Terhadap pertanyaan yang datang bertubi-tubi ini, Sutanto berjanji jika ditetapkan sebagai Kapolri ia akan menangani peredaran narkoba dengan pencegahan, penegakan hukum, terapi dan rehabilitasi."Pemerintah harus menyiapkan panti-panti terapi dan rehabilitasi karena narkoba sudah menyentuh hingga ke pelosok-pelosok kabupaten. Untuk pemberantasan narkoba kita sudah melakukan langkah-langkah, seperti penyekatan di wilayah Sumatera dan pemusnahan," paparnya.
Terkait penanganan personel Polri di lapangan yang rawan sogokan, Sutanto berjanji akan memantau secara ketat. "Kita akan memberi reward dan punishment terhadap personel yang berprestasi dan melanggar," kata Sutanto, seraya menambahkan dia akan menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya jika terpilih sebagai Kapolri. (umi)
Monday, July 4, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment